Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam terlahir ke dunia. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya. Maulid Nabi adalah momen yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia.
Hari istimewa ini banyak diperingati dengan penuh suka cita oleh kaum muslimin. Hal tersebut sebagai wujud kecintaan kaum muslimin kepada Rosulullah.
Namun jangan sampai peringatan itu hanya sekedar jadi euforia pada momen tertentu saja. Kita perlu memahaminya secara benar sehingga kita tidak kehilangan hakikat apa itu kebahagiaan mencintai Rosulullah.
Maulid nabi harusnya menjadikan kita memperbanyak syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia.Â
Rosulullah diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"
Dalam kitab tafsirnya Imam al-Baidhawi menyebutkan bahwa pengutusan Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam karena diutusnya Rosul di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat.
Selain itu mencintai Nabi merupakan bagian dari konsekuensi keimanan. Melaksanakan perintah tersebut menjadi sebuah ibadah yang agung yang mengandung limpahan pahala dari Allah Ta'ala.Â
Oleh karena itu, setiap muslim harus memahami betapa rasa cinta terhadap Rosulullah tersebut harus senantiasa dijaga sebagai bukti keimanan kita.
Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)