Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasi Moderasi Beragama dari Konsili Vatikan II

30 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 3 Juli 2024   15:05 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paus Fransiskus juga aktif dalam membangun hubungan baik dengan pemimpin agama lain. Salah satu contoh penting adalah dokumen Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang ditandatanganinya bersama Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb, pada tahun 2019. Dokumen ini yang dikenal juga dengan sebutan Dokumen Abu Dhabi ini menekankan pentingnya dialog, toleransi, dan kerjasama antara umat Katolik dan Muslim untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan adil.

 

Keberlanjutan Semangat Moderasi

Semangat moderasi beragama yang digagas oleh Konsili Vatikan II memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Salah satu dampak utama adalah terciptanya hubungan yang lebih baik antara Gereja Katolik dan agama-agama lain. Dialog antaragama yang dipromosikan oleh Konsili telah membantu mengurangi prasangka dan stereotip negatif antara berbagai kelompok agama, serta membangun pemahaman dan kepercayaan yang lebih besar.

Selain itu, moderasi beragama juga telah memperkuat komitmen Gereja Katolik terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial. Konsili Vatikan II menekankan pentingnya memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan martabat manusia sebagai bagian dari misi Gereja. Sikap moderat dan terbuka terhadap agama lain telah membantu Gereja Katolik untuk lebih efektif dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan sosial di berbagai belahan dunia.

Di bidang pendidikan, semangat moderasi beragama juga telah mendorong pengembangan kurikulum dan program pendidikan yang lebih inklusif dan menghargai pluralisme. Sekolah-sekolah dan universitas Katolik di seluruh dunia berusaha untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan pentingnya dialog antaragama kepada para siswa dan mahasiswa mereka.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun