Paus Fransiskus juga aktif dalam membangun hubungan baik dengan pemimpin agama lain. Salah satu contoh penting adalah dokumen Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang ditandatanganinya bersama Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb, pada tahun 2019. Dokumen ini yang dikenal juga dengan sebutan Dokumen Abu Dhabi ini menekankan pentingnya dialog, toleransi, dan kerjasama antara umat Katolik dan Muslim untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan adil.
Â
Keberlanjutan Semangat Moderasi
Semangat moderasi beragama yang digagas oleh Konsili Vatikan II memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Salah satu dampak utama adalah terciptanya hubungan yang lebih baik antara Gereja Katolik dan agama-agama lain. Dialog antaragama yang dipromosikan oleh Konsili telah membantu mengurangi prasangka dan stereotip negatif antara berbagai kelompok agama, serta membangun pemahaman dan kepercayaan yang lebih besar.
Selain itu, moderasi beragama juga telah memperkuat komitmen Gereja Katolik terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial. Konsili Vatikan II menekankan pentingnya memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan martabat manusia sebagai bagian dari misi Gereja. Sikap moderat dan terbuka terhadap agama lain telah membantu Gereja Katolik untuk lebih efektif dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan sosial di berbagai belahan dunia.
Di bidang pendidikan, semangat moderasi beragama juga telah mendorong pengembangan kurikulum dan program pendidikan yang lebih inklusif dan menghargai pluralisme. Sekolah-sekolah dan universitas Katolik di seluruh dunia berusaha untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan pentingnya dialog antaragama kepada para siswa dan mahasiswa mereka.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H