Mohon tunggu...
Maruhum Sanni Sibarani
Maruhum Sanni Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - NIM: 55522120005 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Welcome !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

12 Juni 2024   00:02 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:20 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, genealogi dan transfer pricing adalah dua bidang yang berbeda dengan sedikit atau bahkan tidak ada keterkaitan satu sama lain. Namun, ada beberapa konteks di mana keduanya dapat memiliki relevansi, terutama dalam konteks penelitian sejarah bisnis atau warisan keluarga.

1. Warisan Bisnis Keluarga: Dalam beberapa kasus, keluarga yang memiliki bisnis turun temurun mungkin memerlukan informasi genealogi untuk mengatur transfer pricing antara entitas bisnis yang berbeda di dalam keluarga. Ini mungkin berkaitan dengan memastikan bahwa harga yang dibayar oleh satu entitas bisnis kepada yang lainnya dalam keluarga adalah sepadan dengan nilai pasar dan memenuhi persyaratan peraturan transfer pricing.

2. Pemahaman Konteks Bisnis: Dalam beberapa kasus, pemahaman sejarah keluarga atau sejarah bisnis dapat membantu dalam memahami transaksi bisnis masa lalu yang mungkin mempengaruhi keputusan transfer pricing saat ini. Misalnya, jika sebuah bisnis telah mengalami perubahan kepemilikan atau struktur organisasi keluarga, pemahaman tentang sejarah tersebut dapat membantu dalam menentukan pembenaran untuk keputusan transfer pricing saat ini.

Namun, secara umum, hubungan antara genealogi dan transfer pricing terbatas dan biasanya hanya terjadi dalam konteks bisnis keluarga atau sejarah bisnis tertentu.

Dalam konteks penulisan yang mencakup aspek analitis, reflektif, dan kontemplatif, serta meminjam pendekatan Theoria, kita dapat menjelaskan asal muasal Transfer Pricing (TP) atau Penerapan Harga Transfer sebagai perwujudan dari dinamika kehendak ketidaksadaran (Id) menuju kesadaran. Untuk memperluas pemahaman ini, kita dapat menggunakan pendekatan genealogi untuk melihat bagaimana konsep-konsep seperti utilitarianisme, liberty, dan teori-teori psikoanalisis berkontribusi dalam pembentukan dan interpretasi praktik TP.

1. Genealogi Utilitarianisme dalam Transfer Pricing:

Jeremy Bentham dan John Stuart Mill: Genealogi TP mungkin dimulai dengan konsepsi utilitarianisme oleh Bentham dan Mill. Dalam pandangan mereka, tindakan-tindakan ekonomi, termasuk penetapan harga, harus diarahkan pada pencapaian kebahagiaan atau utilitas maksimum bagi masyarakat. Pendekatan ini dapat memberikan landasan bagi penggunaan TP sebagai alat untuk mengoptimalkan keuntungan dalam konteks bisnis internasional.

2. Genealogi Positive dan Negative Liberty dalam Transfer Pricing:

Friedrich Hayek dan Isaiah Berlin: Hayek dan Berlin membahas konsep kebebasan dalam konteks positif dan negatif. Hayek, dengan pemikirannya tentang ekonomi pasar bebas, mendorong pemahaman akan kebebasan sebagai pembebasan dari campur tangan pemerintah. Sementara itu, Berlin menyoroti perbedaan antara kebebasan positif (kesempatan untuk berbuat sesuatu) dan kebebasan negatif (kebebasan dari campur tangan). Dalam konteks TP, gagasan ini dapat mempengaruhi cara kita memandang regulasi dan pengawasan dalam praktik TP.

3. Kontribusi Teori Psikoanalisis dalam Transfer Pricing:

Jacques Lacan, Julia Kristeva, dan Karl Marx: Dalam konteks psikoanalisis, Lacan menyoroti konsep ketidaksadaran (Id) sebagai penggerak utama perilaku manusia. Kristeva membawa pemahaman tentang ambivalensi dan ketegangan dalam struktur identitas manusia. Marx, dengan analisis kritisnya tentang struktur ekonomi dan konflik kelas, menawarkan wawasan tentang dinamika kekuasaan dan kontrol. Dalam konteks TP, teori-teori ini dapat membantu dalam memahami motivasi dan dinamika di balik praktik-praktik pengaturan harga antar perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun