Mohon tunggu...
Maruhum Sanni Sibarani
Maruhum Sanni Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - NIM: 55522120005 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Welcome !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

12 Juni 2024   00:02 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:20 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Genealogi Transfer Pracing

Genealogi adalah studi tentang sejarah dan hubungan keluarga seseorang atau sekelompok orang. Ini melibatkan penyelidikan dan dokumentasi tentang garis keturunan, nenek moyang, dan hubungan keluarga, termasuk informasi tentang keturunan, pernikahan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Tujuan utama genealogi adalah untuk melacak dan merekam asal-usul dan sejarah keluarga seseorang, sering kali dengan mencari catatan resmi seperti akta kelahiran, akta pernikahan, catatan gereja, catatan imigrasi, dan dokumen lainnya. Genealogi juga dapat membantu dalam memahami warisan genetik, budaya, dan sejarah keluarga seseorang.

Ada beberapa aspek penting yang menjadi bagian dari studi genealogi, termasuk:

1. Asal-Usul Keluarga: Genealogi mencakup penelusuran garis keturunan seseorang dan identifikasi nenek moyang mereka. Ini melibatkan mencari informasi tentang orang tua, kakek-nenek, dan leluhur lainnya.

2. Catatan Kelahiran, Pernikahan, dan Kematian: Catatan resmi seperti akta kelahiran, akta pernikahan, dan sertifikat kematian adalah sumber utama dalam penelitian genealogi. Informasi ini membantu dalam membangun pohon keluarga dan menentukan hubungan antara anggota keluarga.

3. Dokumen Gereja dan Agama: Catatan gereja seperti daftar baptisan, konfirmasi, dan pernikahan sering kali menjadi sumber informasi penting dalam genealogi, terutama sebelum catatan sipil menjadi umum.

4. Census dan Catatan Penduduk: Data sensus dan catatan penduduk dari berbagai waktu dan tempat dapat memberikan informasi tentang struktur keluarga, keberadaan, pekerjaan, dan tempat tinggal.

5. Catatan Emigrasi dan Imigrasi: Untuk keluarga yang bergerak antar negara atau wilayah, catatan imigrasi dan emigrasi seperti daftar penumpang kapal atau dokumen imigrasi adalah sumber penting untuk melacak perjalanan dan migrasi keluarga.

6. Warisan Budaya dan Tradisi Keluarga: Genealogi juga melibatkan penelusuran warisan budaya dan tradisi keluarga, termasuk cerita keluarga, tradisi, dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi.

7. DNA dan Genetika: Dalam beberapa kasus, genealogi juga melibatkan penggunaan analisis DNA untuk memvalidasi atau menemukan hubungan antara individu dan cabang keluarga yang lebih luas.

Dengan memadukan semua aspek ini, studi genealogi membantu dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan hubungan keluarga seseorang.

Pada dasarnya, genealogi dan transfer pricing adalah dua bidang yang berbeda dengan sedikit atau bahkan tidak ada keterkaitan satu sama lain. Namun, ada beberapa konteks di mana keduanya dapat memiliki relevansi, terutama dalam konteks penelitian sejarah bisnis atau warisan keluarga.

1. Warisan Bisnis Keluarga: Dalam beberapa kasus, keluarga yang memiliki bisnis turun temurun mungkin memerlukan informasi genealogi untuk mengatur transfer pricing antara entitas bisnis yang berbeda di dalam keluarga. Ini mungkin berkaitan dengan memastikan bahwa harga yang dibayar oleh satu entitas bisnis kepada yang lainnya dalam keluarga adalah sepadan dengan nilai pasar dan memenuhi persyaratan peraturan transfer pricing.

2. Pemahaman Konteks Bisnis: Dalam beberapa kasus, pemahaman sejarah keluarga atau sejarah bisnis dapat membantu dalam memahami transaksi bisnis masa lalu yang mungkin mempengaruhi keputusan transfer pricing saat ini. Misalnya, jika sebuah bisnis telah mengalami perubahan kepemilikan atau struktur organisasi keluarga, pemahaman tentang sejarah tersebut dapat membantu dalam menentukan pembenaran untuk keputusan transfer pricing saat ini.

Namun, secara umum, hubungan antara genealogi dan transfer pricing terbatas dan biasanya hanya terjadi dalam konteks bisnis keluarga atau sejarah bisnis tertentu.

Dalam konteks penulisan yang mencakup aspek analitis, reflektif, dan kontemplatif, serta meminjam pendekatan Theoria, kita dapat menjelaskan asal muasal Transfer Pricing (TP) atau Penerapan Harga Transfer sebagai perwujudan dari dinamika kehendak ketidaksadaran (Id) menuju kesadaran. Untuk memperluas pemahaman ini, kita dapat menggunakan pendekatan genealogi untuk melihat bagaimana konsep-konsep seperti utilitarianisme, liberty, dan teori-teori psikoanalisis berkontribusi dalam pembentukan dan interpretasi praktik TP.

1. Genealogi Utilitarianisme dalam Transfer Pricing:

Jeremy Bentham dan John Stuart Mill: Genealogi TP mungkin dimulai dengan konsepsi utilitarianisme oleh Bentham dan Mill. Dalam pandangan mereka, tindakan-tindakan ekonomi, termasuk penetapan harga, harus diarahkan pada pencapaian kebahagiaan atau utilitas maksimum bagi masyarakat. Pendekatan ini dapat memberikan landasan bagi penggunaan TP sebagai alat untuk mengoptimalkan keuntungan dalam konteks bisnis internasional.

2. Genealogi Positive dan Negative Liberty dalam Transfer Pricing:

Friedrich Hayek dan Isaiah Berlin: Hayek dan Berlin membahas konsep kebebasan dalam konteks positif dan negatif. Hayek, dengan pemikirannya tentang ekonomi pasar bebas, mendorong pemahaman akan kebebasan sebagai pembebasan dari campur tangan pemerintah. Sementara itu, Berlin menyoroti perbedaan antara kebebasan positif (kesempatan untuk berbuat sesuatu) dan kebebasan negatif (kebebasan dari campur tangan). Dalam konteks TP, gagasan ini dapat mempengaruhi cara kita memandang regulasi dan pengawasan dalam praktik TP.

3. Kontribusi Teori Psikoanalisis dalam Transfer Pricing:

Jacques Lacan, Julia Kristeva, dan Karl Marx: Dalam konteks psikoanalisis, Lacan menyoroti konsep ketidaksadaran (Id) sebagai penggerak utama perilaku manusia. Kristeva membawa pemahaman tentang ambivalensi dan ketegangan dalam struktur identitas manusia. Marx, dengan analisis kritisnya tentang struktur ekonomi dan konflik kelas, menawarkan wawasan tentang dinamika kekuasaan dan kontrol. Dalam konteks TP, teori-teori ini dapat membantu dalam memahami motivasi dan dinamika di balik praktik-praktik pengaturan harga antar perusahaan.

Melalui pendekatan genealogi yang mengintegrasikan berbagai teori dan konsep dari para pemikir tersebut, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang asal muasal dan evolusi praktik TP. Ini memungkinkan kita untuk melihat TP bukan hanya sebagai fenomena ekonomi, tetapi juga sebagai refleksi dari dinamika psikologis, filosofis, dan sosial yang lebih luas.

Michel Foucault adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena kontribusinya terhadap sejumlah besar bidang, termasuk filsafat, sosiologi, sejarah, dan teori politik. Lahir pada tahun 1926 di Poitiers, Prancis, Foucault menjadi salah satu intelektual paling berpengaruh abad ke-20. Foucault terkenal karena pendekatan kritisnya terhadap pengetahuan, kekuasaan, dan subjektivitas. Dia memperkenalkan konsep-konsep penting seperti "arsitektur kekuasaan" dan "teknologi kekuasaan" yang membantunya dalam menganalisis dan memahami cara kekuasaan diatur dan dipertahankan dalam masyarakat.

Beberapa karya terkenal Foucault termasuk "Surveiller et Punir" (Discipline and Punish) yang menganalisis perkembangan sistem penjara dan pengawasan dalam masyarakat, serta "Histoire de la Sexualit" (The History of Sexuality) yang menggali sejarah konstruksi sosial seksualitas. Pendekatan Foucault terhadap sejarah dan analisis kekuasaan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap berbagai bidang studi, termasuk sosiologi, sejarah, ilmu politik, dan studi budaya. Karya-karyanya terus menjadi sumber inspirasi bagi para sarjana di seluruh dunia. Foucault meninggal pada tahun 1984, namun warisannya terus memengaruhi pemikiran kontemporer.

Tidak ada hubungan langsung antara Michel Foucault dengan Transfer Pricing (TP) dalam konteks konsep langsung atau penelitian khusus. Foucault terkenal karena karya-karyanya dalam bidang filsafat, sosiologi, dan sejarah, dengan fokus pada analisis kekuasaan, pengetahuan, dan subjektivitas dalam konteks masyarakat modern. Namun, konsep-konsep yang dikembangkan oleh Foucault, terutama dalam analisis kekuasaan dan pengaturan pengetahuan, dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dalam memahami TP dalam konteks yang lebih luas. Misalnya:

1. Analisis Kekuasaan: Foucault menyoroti bagaimana kekuasaan dapat diterapkan dan dipertahankan melalui berbagai teknik dan institusi. Dalam konteks TP, konsep ini dapat membantu kita memahami bagaimana perusahaan multinasional menggunakan struktur keuangan dan perpajakan untuk memanipulasi dan memanfaatkan keuntungan lintas batas.

2. Arsitektur Pengetahuan: Foucault memperkenalkan konsep "arsitektur pengetahuan" yang menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk dan dipertahankan oleh struktur kekuasaan. Dalam konteks TP, kita dapat melihat bagaimana paradigma pengetahuan ekonomi dan keuangan memengaruhi pemahaman kita tentang praktek TP dan bagaimana pengetahuan ini dipertahankan atau diubah oleh berbagai kepentingan.

Meskipun Foucault sendiri mungkin tidak secara langsung terlibat dalam penelitian tentang TP, pemikirannya tentang dinamika kekuasaan dan pengetahuan dapat memberikan kerangka pemikiran yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memahami TP dalam konteks yang lebih luas, termasuk implikasi politik dan sosialnya.

Transfer pricing (TP) mengacu pada proses menetapkan harga untuk transfer barang, jasa, atau hak milik intelektual antara entitas yang berbeda dalam satu perusahaan atau antara perusahaan yang berhubungan secara terkait, seperti anak perusahaan dan perusahaan induk. Tujuannya adalah untuk menentukan harga transaksi agar sesuai dengan pasar dan memastikan bahwa keuntungan dipisahkan dengan adil antara berbagai unit bisnis atau entitas.

Pengertian Transfer Pricing

Transfer pricing melibatkan penentuan harga internal yang digunakan untuk memperdagangkan barang atau jasa antara divisi, anak perusahaan, atau entitas yang berbeda dalam satu perusahaan atau antara perusahaan yang berhubungan secara terkait. Ini mencakup berbagai transaksi seperti penjualan produk jadi, transfer teknologi, penyediaan layanan, dan transfer hak milik intelektual.

Tujuan Transfer Pricing

1. Mengoptimalkan Kinerja Keuangan: Transfer pricing dapat digunakan untuk mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan dengan menyesuaikan alokasi biaya dan keuntungan antara unit bisnis. Ini memungkinkan manajemen untuk memaksimalkan laba keseluruhan perusahaan.

2. Kepatuhan Perpajakan: Penetapan harga transfer juga penting dalam memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Peraturan transfer pricing ditetapkan oleh otoritas pajak untuk mencegah perusahaan menghindari pajak dengan memanipulasi harga transfer.

3. Pengendalian Risiko Pajak: Dengan memperhitungkan peraturan transfer pricing, perusahaan dapat mengurangi risiko pemeriksaan pajak dan sanksi yang mungkin timbul akibat penetapan harga yang tidak memadai.

4. Evaluasi Kinerja Unit Bisnis: Transfer pricing memungkinkan manajemen untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis secara terpisah dengan memperhatikan margin keuntungan yang dihasilkan dari setiap transaksi internal.

5. Memfasilitasi Investasi dan Pengembangan Bisnis: Dengan menggunakan harga transfer yang adil, perusahaan dapat memfasilitasi investasi dan pengembangan bisnis antar unit bisnis atau anak perusahaan, tanpa menimbulkan distorsi ekonomi atau ketidakadilan.

Dalam kesimpulannya, transfer pricing penting untuk pengelolaan keuangan, perpajakan, dan evaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa transaksi internal dihargai secara wajar dan bahwa perusahaan mematuhi aturan perpajakan yang berlaku.

Memahami Transfer Pricing (TP) dalam konteks mitologi memungkinkan kita untuk melihat dinamika harga transfer sebagai narasi atau cerita yang mencerminkan konflik, dinamika kekuasaan, dan hubungan antar-entitas yang kompleks. Meskipun tidak ada mitologi khusus yang secara eksplisit berkaitan dengan TP, kita dapat menggunakan analogi mitologis untuk menggambarkan beberapa aspeknya:

1. Persaingan Dewa-dewa: Dalam banyak mitologi, terdapat konflik antara dewa-dewa yang mencerminkan persaingan kekuasaan dan kontrol atas dunia atau domain tertentu. Dalam bisnis, perusahaan bisa diibaratkan sebagai dewa-dewa yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan dan kontrol atas sumber daya. Dalam konteks TP, setiap "dewa" mencoba untuk menetapkan harga yang menguntungkan bagi mereka sendiri, sering kali dengan mengorbankan kepentingan entitas lain.

2. Kompromi dan Kesepakatan: Dalam banyak mitologi, terdapat cerita tentang dewa-dewa yang harus mencapai kesepakatan atau kompromi untuk menyelesaikan konflik mereka. Dalam TP, perusahaan atau entitas bisnis mungkin juga harus mencapai kesepakatan harga internal yang adil dan berkelanjutan untuk memastikan keseimbangan dan stabilitas dalam operasi mereka.

3. Penetapan Harga sebagai "Berkah" atau "Kutukan": Dalam mitologi, harga yang ditetapkan oleh dewa-dewa atau makhluk mitologis sering kali memiliki konsekuensi yang besar bagi dunia atau manusia. Dalam bisnis, harga transfer yang dipilih dapat menjadi "berkah" jika menghasilkan keuntungan yang adil dan berkelanjutan bagi semua entitas terlibat, atau "kutukan" jika mengarah pada ketidakadilan atau ketidakseimbangan.

4. Narasi tentang Keuangan dan Keputusan Bisnis: Mitologi sering kali mengandung elemen-elemen yang menyoroti nilai-nilai dan etika, serta konsekuensi dari tindakan manusia atau makhluk mitologis. Dalam konteks bisnis, narasi tentang TP dapat membawa kita untuk merenungkan nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab, serta konsekuensi dari keputusan keuangan dan bisnis.

Dengan menggunakan analogi mitologis, kita dapat melihat Transfer Pricing bukan hanya sebagai proses teknis dalam manajemen keuangan, tetapi juga sebagai narasi yang mencerminkan dinamika kekuasaan, persaingan, kompromi, dan nilai-nilai yang mendasari dunia bisnis. Ini membantu kita untuk lebih memahami kompleksitas dan konsekuensi dari keputusan harga internal dalam konteks yang lebih luas.

Transfer Pricing (TP) sering kali menjadi subjek kontroversi karena dapat digunakan oleh perusahaan multinasional untuk menghindari pajak secara legal atau memindahkan keuntungan antar yurisdiksi secara tidak adil. Beberapa kontroversi utama terkait TP meliputi:

1. Penghindaran Pajak: Salah satu kontroversi terbesar terkait TP adalah penggunaannya oleh perusahaan multinasional untuk menghindari pembayaran pajak secara legal. Perusahaan dapat menggunakan harga transfer untuk memindahkan keuntungan dari yurisdiksi dengan tingkat pajak tinggi ke yurisdiksi dengan pajak rendah atau tanpa pajak, sehingga mengurangi total kewajiban pajak mereka.

2. Ketidakadilan Pajak: Beberapa yurisdiksi mungkin menuntut bahwa harga transfer yang digunakan oleh perusahaan tidak mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya, yang dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pembayaran pajak. Hal ini terutama terjadi ketika perusahaan menggunakan praktik TP untuk mentransfer keuntungan ke anak perusahaan di yurisdiksi yang menawarkan insentif pajak yang tinggi.

3. Ketidaktransparanan: Praktik TP sering kali melibatkan kompleksitas yang tinggi dan sulit dipahami oleh pihak luar, termasuk pemerintah dan masyarakat umum. Kurangnya transparansi dalam penetapan harga transfer dapat menyulitkan pemerintah dalam memantau dan mengatur praktik-praktik yang berpotensi merugikan.

4. Keseimbangan Daya Tawar yang Tidak Adil: Perusahaan multinasional sering memiliki keunggulan dalam menetapkan harga transfer karena mereka memiliki pengetahuan dan sumber daya yang lebih besar daripada pemerintah atau lembaga pengatur pajak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan daya tawar yang tidak adil, di mana perusahaan memiliki keuntungan lebih besar dalam menegosiasikan harga transfer yang menguntungkan bagi mereka sendiri.

5. Pengaruh terhadap Pembangunan Ekonomi: Praktik TP yang tidak adil dapat memiliki dampak negatif pada pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Hal ini dapat mengurangi penerimaan pajak yang seharusnya dari perusahaan multinasional, mengurangi sumber daya yang tersedia untuk investasi dalam infrastruktur, layanan publik, dan pembangunan sosial lainnya.

Kontroversi ini telah mendorong banyak negara untuk mengadopsi peraturan dan kerangka kerja yang lebih ketat untuk mengatur praktik TP, serta untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi dan penegakan pajak. Meskipun TP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mengelola risiko dan memaksimalkan laba, penting untuk memperhatikan dampaknya secara luas terhadap keadilan pajak, transparansi, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Masa depan Transfer Pricing (TP) akan terus dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global, teknologi, regulasi perpajakan, dan tuntutan untuk lebih transparan dan adil dalam penetapan harga transfer. Beberapa tantangan dan tren yang mungkin dihadapi TP di masa depan termasuk:

1. Peraturan yang Semakin Ketat: Banyak negara telah meningkatkan regulasi dan pemantauan terkait TP untuk mencegah penghindaran pajak dan kecurangan. Masa depan TP kemungkinan akan melibatkan peningkatan aturan dan persyaratan pelaporan yang lebih ketat dari pemerintah di seluruh dunia.

2. Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi, seperti big data dan kecerdasan buatan (AI), dapat mempengaruhi cara perusahaan memperkirakan harga transfer dan memenuhi persyaratan pelaporan. Hal ini dapat memungkinkan analisis yang lebih canggih dan prediksi yang lebih akurat tentang nilai pasar.

3. Peningkatan Transparansi: Tuntutan akan transparansi dalam penetapan harga transfer akan terus meningkat, baik dari pemerintah maupun masyarakat umum. Perusahaan akan diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih rinci dan terbuka tentang praktik TP mereka.

4. Peningkatan Penegakan Hukum Antar-negara: Kolaborasi antar-negara dalam penegakan hukum perpajakan dan penanganan penghindaran pajak internasional akan menjadi lebih penting. Ini mungkin melibatkan pertukaran informasi yang lebih luas antara otoritas pajak dari berbagai negara.

5. Globalisasi dan Mobilitas Perusahaan: Globalisasi akan terus mendorong perusahaan untuk beroperasi di berbagai yurisdiksi dengan peraturan perpajakan yang berbeda. Tantangan akan muncul dalam menentukan harga transfer yang adil dan memenuhi persyaratan perpajakan yang beragam di berbagai negara.

6. Pengaruh Konsolidasi Bisnis: Konsolidasi bisnis dan pembentukan konglomerat global dapat meningkatkan kompleksitas dalam menentukan harga transfer, terutama ketika berbagai entitas yang berbeda berada di bawah satu payung perusahaan.

7. Ketidakpastian Politik dan Ekonomi: Ketidakpastian politik dan ekonomi global dapat mempengaruhi kebijakan perpajakan dan persyaratan TP di berbagai negara. Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak pasti.

Dalam menghadapi tantangan ini, perusahaan akan perlu mengembangkan strategi TP yang fleksibel dan responsif, serta memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kepatuhan, dan keadilan pajak. Kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, bisnis, dan komunitas akademis juga akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah-masalah yang kompleks terkait TP di masa depan.

Refrensi:

Ikatan Akuntan Indonesia, (2009). Standar akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.


OECD (2022) Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations

Watts, R. L. Dan J. L. Zimmerman, (1986). Positive Accounting Theory, Prentice Hall International Inc, Englewood Cliffs, NJ, USA.

Watts, R. L. Dan J. L. Zimmerman, (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective, the Accounting Review.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun