Meskipun sudah lama tidak dipakai untuk menulis, tapi masih dapat dibaca. Selain itu sulit untuk mengerti dan merespon teman bicara. Perlu waktu agak lama untuk merespon yang dikatakan teman bicara, ini juga menambah galau pikiran. Â
Dua minggu setelah serangan stroke ini, penulis akhirnya dapat mengerakkan satu jari kaki kanan, jari telunjuk saja , itu sudah cukup membahagiakan dan memberi harapan bahwa penyakit ini akan sembuh dan berlalu.
Terapi dan Pengobatan
Alhamdulillah, di instansi tempat penulis bekerja sebagai ASN, ada aturan cuti yang memungkinkan penulis untuk rehat dan memasuki masa pemulihan dengan tenang, Ada aturan tentang cuti sakit, sehingga selama kurang lebih 3 bulan,  penulis dapat beristirahat  total dan leluasa berobat menjalani beragam therapy yang sangat berguna untuk pemulihan.Â
Dan rekan rekan dekat, sejawat juga  ikut membantu moril dan materiil, sehingga penulis tidak merasa sendirian menghadapi sakit stroke ini. Penulis mengonsumsi obat dari dokter syaraf berupa obat antihipertensi, antikolesterol, pengencer darah, nutrisi otak, dan vitamin.Â
Selain itu juga obat herbal asal china, dan herbal dalam negeri juga ikut dikonsumsi. Beragam  terapi yang dijalani antara lain pijat refleksi dan pijat tradisional, akupuntur, bekam, fashdu, fisioterapi dengan laser dan terapi listrik.
Perlahan, seiring waktu, setelah rutin minum obat baik obat dokter maupun herbal dan beragam terapi yang penulis jalani, maka harapan sembuh makin terasa dekat. Pada minggu ketiga pasca serangan stroke, setelah terapi pijat di daerah Pesawaran , Lampung, Â penulis sudah mulai dapat mengangkat tangan ke atas, meski dengan susah payah.Â
Sebuah progress yang sangat disyukuri. Alhamdulillah. Dan harapan sembuh pun semakin besar. Minggu keempat sudah dapat naik sepeda statis dan belajar berjalan tanpa bantuan tongkat.Â
Minggu kelima mulai dapat ibadah sholat dengan berdiri, meskipun susah payah. Dan minggu keenam sudah mulai dapat naik sepeda lagi, meski masih sulit untuk berbelok dengan smooth.Â
Menjadi semakin bersemangat untuk sembuh setelah dapat bersepeda lagi. Karena memang penulis sangat suka bersepeda, seminggu sebelum terserang stroke penulis sempat bersepeda kurang lebih 60 km ke masjid di kampung lama Pulau Muna.Â
Dan akhirnya setelah tiga bulan, penulis dapat berjalan lagi dengan baik, hampir tidak terlihat seperti orang yang habis menderita stroke. Meskipun sebenarnya ada beberapa perbedaan bagi yang jeli melihatnya Tangan kanan juga sudah hampir normal, meski belum mampu untuk menulis dengan baik.Â