2. Pengertian Khusyu' Secara Istilah
Adapun khusyu' secara istilah akan saya sampaikan definisi dari para salafus shalih dan beberapa ulama.
- Â Menurut Ali ra.
Sahabat Ali ra. Ketika menafsirkan lafal khasyi'un dalam surat Al-Mu'minun ayat 2 mengatakan, "Khusyu' di dalam hati, dan tanganmu tidak gampang menyakiti seorang muslim serta tidak menengok dalam shalatmu."[iii]Â
Tentang ucapan Ali ra. ini, para ulama berbeda pendapat. Al-Hakim mengatakan sanadnya shahih akan tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya[iv]. Al-Halwani dalam tahqiq Majmu' Rasail Ibnu Rajab mengomentari riwayat Al-Husain dari Ibnu Al-Mubarak ini dengan mengatakan, "Asy-Syaikh Muhammad Amr mengatakan isnadnya dha'if karena terdapat perawi yang mubham"[v]. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengomentari riwayat Abdan dari Ibnu Mubarak dengan mengatakan: mauquf[vi].
Sahabat Ali r.a. juga mengatakan, "Khusyu' adalah kekhusyu'an hati dan tidak menengok kanan dan kiri"[vii].Â
- Menurut Ibnu Abbas ra.
Sahabat Ibnu Abbas ra. menafsirkan firman Allah Swt. surat Al-Mu'minun ayat 2, alladzina hum fi shalatihim khasyi'un, mengatakan kha'ifun sakinun, yaitu takut ----merupakan aktivitas hati, dan tenang ---merupakan aktivitas anggota badan[viii].Â
- Menurut Hasan Al-Bashri
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, "Kekhusyu'an mereka itu di dalam hati, maka mereka tundukkan pandangan dan rendahkan anggota badannya"[ix].Â
- Menurut Syaikh As-Sa'diÂ
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di dalam tafsirnya mengatakan, "Khusyu' dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta'ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya tenang dan jiwanya tenteram, Â (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak menoleh, beradab di hadapan Allah, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan di dalam shalatnya, dari awal sampai akhir".
"Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan shalat, inilah (pahala) yang didapat seorang hamba. Maka shalat yang tidak terdapat kekhusyu'an dan kehadiran hati --sekalipun mendapatkan balasan dan pahala-- sesungguhnya pahala sesuai dengan apa yang dihayati hati"[x].Â
- Menurut Ibnu Rajab
Ibnu Rajab mengatakan dalam Majmu' Rasailnya bahwa khusyu' berasal dari kelembutan, kepekaan, ketenangan, ketundukan dan kepatuhan hati. Apabila hati itu khusyu' maka seluruh anggota badan ikut khusyu' pula, karena anggota badan mengikuti hati[xi].Â
- Menurut Ibnu Katsir
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya mengatakan, "Khusyu' dalam shalat hanya diraih oleh orang yang mengkonsentrasikan hatinya dan menyibukkannya untuk shalat dan meninggalkan dari yang lainnya serta mengutamakan shalat mengalahkan yang lain. Dengan demikian shalat menjadi ibadah yang ringan dan menyenangkan"[xii].
- Menurut Syaikh Utsaimin