Sungguh ironis dimana Kalimantan Barat yang dijuluki "Propinsi Seribu Sungai" tidak mengimplementasikan pernyataan Bapak Sutarmidji, selaku Gubernur Kalimantan Barat yang menyatakan 70% DAS Kapuas telah mengalami kerusakan. Pernyataan ini bukan saja ditujukan kepada daerah yang terkena banjir saat ini, seperti Sanggau, Kapuas Hulu, Melawi, Sintang dan Sekadau, namun juga kepada seluruh daerah yang baik langsung atau tidak berada di jalur DAS Kapuas. Pelibatan berbagai pihak sangat dibutuhkan, termasuk dalam mengenyampingkan ego sektoral dalam penangganannya.
Kedatangan Menteri Sosial, Tri Rismaharini ke wilayah terdampak banjir di Kalimantan Barat, Â membuat warga masyarakat pulih kembali dalam menghadapi bencana banjir ini. Bantuan sangat dibutuhkan oleh warga yang mengalami musibah banjir, baik makanan, obat-obatan, tenda-tenda darurat dan bantuan pasca banjir, seperti perbaikan bangunan yang rusak serta penyediaan sarana dan prasarana lainnya. Namun kedepannya pemulihan daerah seperti restorasi DAS, kebijakan pembangunan yang tidak hanya berfokus kepada kepentingan ekonomis tapi juga kepentingan secara ekologis, menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan. Memulihkan keadaan pasca terjadinya banjir patutlah dihargai, tapi melakukan usaha-usaha yang maksimal dalam mencegah banjir kembali itu lebih terpuji.
"Memadamkan api memang sangat terpuji, namun tidak memicu terjadinya api itu lebih mulia"- Â (Donald Manalu -2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H