Mohon tunggu...
MARTIYAS STIAWAN
MARTIYAS STIAWAN Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 Magelang sejak tahun 2013 hingga sekarang, yang sebelumnya juga telah mengabdikan diri dalam lembaga pendidikan lain semenjak lulus sarjana pendidikan. Guru sebagai pendidik sangat berperan strategis dalam ikut membentuk mental generasi bangsa. Hal ini menjadikan guru adalah orang tua kedua bagi siswa di sekolah yang harus bisa mentransfer nilai pemahaman akhlaq dan kepribadian luhur selain muatan ilmu pengetahuan sebagai basis pengembangan moral.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Problem Based Learning dalam Pendidikan Agama Islam

29 Desember 2022   08:35 Diperbarui: 29 Desember 2022   08:55 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunya arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari sebuah evaluasi terhadap individu yang dinilai. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:1040), prestasi adalah "hasil yang telah dicapai". Menurut Hamzah (2014:138) belajar adalah uatu proses yang menghasilkan perubahan prilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, ke-cakapan, dan pengalaman baru kearah yang lebih baik. berusaha mengetahui sesuatu. Prestasi biasanya digunakan sebagai tanda keberhasilan dari suatu usaha atau kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan belajar merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan suatu pendidikan. Prestasi belajar yang tinggi tidak hanya menjadi dambaan setiap anak yang menempuh pendidikan, para orang tua pun menginginkan anak-anaknya mendapat prestasi belajar yang tinggi di sekolah. Prestasi belajar sendiri merujuk pada apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia melakukannya dalam menguasai bahan-bahan dan materi yang telah diajarkan (performa maksimal) (Azwar, 2002: 13). Prestasi belajar mencerminkan tingkatan-tingkatan peserta didik sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi (Arikunto, 2009: 47- 48). Prestasi belajar dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui materi pelajaran yang telah diajarkan atau dipelajari. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari keseluruhan proses pembelajaran yang ditempuh oleh anak sebagai peserta didik di sekolah yang diukur melalui suatu sistem evaluasi atau penilaian.

Dalam proses pembelajaran tentu akan berujung dengan prestasi belajar peserta didik, yang akan menggambarkan keberhasilan dan kesuksesan dalam pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar dengan baik, banyak hal yang mempengaruhinya antara lain, peran dan tanggung jawab orang tua dalam kepengasuhannya di rumah, minat dan motivasi peserta didik dalam belajar, sarana di sekolah sebagai penunjang dalam pembelajaran serta desain yang dirancang guru meliputi strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Prestasi belajar akan dapat dicapai dengan baik apabila semua faktor mendukung, seperti metode pembelajaran, dengan metode menarik dapat menjadi jembatan tercapainya prestasi peserta didik yang baik. Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Materi pelajaran yang mudah pun kadang-kadang sulit berkembang dan sulit diterima oleh peserta didik, karena cara atau metode yang digunakan kurang tepat. Namun, sebaliknya suatu pelajaran yang sulit akan mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian dan metode yang digunakan mudah dipahami, tepat dan menarik. Metode secara etimologi atau bahasa berasal dari bahasa Yunani "metodos" yang terdiri dari dua suku kata "metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara. Metode adalah jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. (Arif Armai, 2002:40). Jadi metode pembelajaran dapat diartikan suatu cara yang telah terpikir secara teratur yang digunakan pada proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu; Sebagai pedoman bagi guru dalam perencanaan pembelajaran, sebagai salah satu cara agar pembelajaran berlangsung secara menyenangkan, sebagai salah satu cara agar dengan pemilihan metode yang tepat materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa dengan baik, sebagai bahan untuk menilai ketuntasan hasil belajar, sebagai sarana penunjang mencapai prestasi belajar peserta didik.

Metode apapun yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran harus memperhatikan akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran. Penentuan dan pemilihan metode dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran, salah satunya adalah tujuan agar materi dapat diterima siswa dengan baik yang bermuara tercapainya prestasi belajar.

Idealitas pembelajaran yang efektif di kelas terkadang belum dapat diwujudkan. Salah satu penyebab tersebut adalah pembelajaran masih bersifat satu arah, guru sebagai pemegang peran dominan dan porsi peserta didik hanya sebagai lawan bicara dengan mendengarkan dan melaksanakan tugas dari guru tanpa diberi kesempatan beraksi dalam mengolah, berfikir dan tindak lanjut pemahaman materi pembelajaran. Sehingga peserta didik hanya memperoleh informasi terbatas dan tidak dapat mengembangkan berfikir yang memacu prestasi belajar. Maka perlu sebuah inovasi pengembangan pembelajaran yang dapat mengakomodasi secara menyeluruh agar prestasi belajar dapat tercapai maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, guru perlu menerapkan metode Problem Based Learning yaitu suatu cara mengajar dengan menghadapakan peserta didik pada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan dengan menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat berbagai data dan kemudian menarik kesimpulan. Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yaitu dalam implementasi Problem Based Learning ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan, peserta didik tidak hanya mendengar, mencatat, menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model Problem Based Learning siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung dengan pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah / saintifik. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat diasumsikan terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik yang dapat memacu meningkatkan prestasi belajar.

Implementasi Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana siswa melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan ketrampilan berfikir kritis. Sintak Problem Based Learning bisa mencakup antara lain sebagai berikut: 1. Pertama-tama peserta didik disajikan suatu masalah. 2. Peserta didik mendiskusikan masalah dalam tutorial dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah. 3. Peserta didik terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi. 4. Peserta didik kembali pada tutorial Problem Based Learning , lalu saling sharing, informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu. 5. Peserta didik menyajikan solusi atas masalah. 6. Peserta didik mereview apa yang mereka pelajari proses pengerjaan selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya tehadap proses tersebut.

  • Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Prestasi Belajar banyak diartikan   sebagai   seberapa   jauh   hasil   yang   telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan ilmu pelajaran yang dimiliki oleh  peserta didik dan dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport. Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Metode Penelitian 

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga Kelas XII IPS 1 SMAN 2 Magelang Tahun Ajaran 2021/ 2022 yang masih bersifat satu arah, guru sebagai pemegang peran dominan dan porsi peserta didik hanya sebagai lawan bicara dengan mendengarkan dan melaksanakan tugas dari guru tanpa diberi kesempatan beraksi dalam mengolah, berfikir dan tindak lanjut pemahaman materi pembelajaran. Sehingga peserta didik hanya memperoleh informasi terbatas dan tidak dapat mengembangkan berfikir yang memacu prestasi belajar. Pengamatan pra-siklus (tindakan), peneliti melakukan pengamatan di kelas, kemudian melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan hafalan. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ada, mendiskusikan dengan rekan guru sejawat, kelompok kerja guru dan meminta saran atas pemecahan masalah yang ada, serta membaca dan mengkaji teori ataupun metode pembelajaran yang relevan.

Berdasarkan pengamatan pra-siklus (tindakan) dan diskusi serta saran dari guru sejawat, kelompok kerja guru tentang hal tersebut, maka langkah yang paling tepat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah implementasi Problem Based Learning dalam Pendidikan Agama Islam materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga Kelas XII IPS 1 SMAN 2 Magelang Tahun Ajaran 2021/ 2022".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun