Si mas langsung memperhatikan tasnya dengan lebih detail. Karena plastiknya buram, maka tas yang warnanya abu-abu sepintas terlihat hitam.
"O. Iya. Abu-abu. Ya sudah, mbak. Kalo gitu gak jadi tukar," katanya.
Saya pun melanjutkan makan kue sambil ngobrol. Sampai saya meninggalkan lokasi, tas merah itu tetap ikut saya.
********
Pelajaran yang saya ambil:
1. Rejeki tidak kemana. Kalau sudah jatahnya dapat merah, ditukar sekian kali pun tetap dapat merah.
2. Meski hasil akhirnya tetap merah, tapi ada sekian orang yang saya buat bahagia dari proses tukar menukar ini.
3. Mereka bisa saja datang ke panitia untuk tukar, tapi mereka memilih tukar ke saya, orang asing yang baru saja mereka temui. (Saya gak kenal satupun dari mereka).
Ini bukan kebetulan. Ada skenario Allah disana.
Tas merah...
Kisahmu luar biasah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H