Kebijakan Trump disebut dapat menyebabkan Timur Tengah yang lebih kacau. Namun, menarik juga ditunggu apakah kehadiran Amerika di kawasan tersebut mampu menahan ekskalasi perang atau justru pemicu konflik di kawasan?Â
Visi Harris lebih mendorong adanya kerja sama yang intens. Namun, efektivitas kedua pendekatan dalam mencegah konflik tetap tidak pasti, karena dinamika regional kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai aktor di luar kendali AS.
Dinamika konflik Israel-Iran secara signifikan akan mempengaruhi pemilihan presiden Amerika 2024, terutama dalam membentuk platform kebijakan luar negeri kandidat. Ketika ketegangan meningkat, kandidat kemungkinan akan dipaksa untuk mengartikulasikan sikap yang jelas tentang keterlibatan AS di Timur Tengah, terutama mengenai ambisi nuklir Iran dan kebutuhan keamanan Israel.
Dampak Konflik Israel-Iran terhadap Politik AS
Pengaruh Siklus Pemilihan: Siklus pemilihan dapat membentuk pengambilan keputusan presiden dalam perang, dengan kandidat perlu mengatasi kekhawatiran publik tentang keamanan nasional dan efektivitas kebijakan luar negeri (Hall, 2024).
Kritik Republik: Kandidat Republik diharapkan mengkritik kebijakan Iran pemerintah saat ini, membingkainya sebagai tidak efektif, yang dapat mempengaruhi pemilih yang ragu-ragu prihatin tentang keamanan nasional ("Iranian-US relations will remain fraught", 2023).
Peran Lobi Israel: Lobi Israel tetap menjadi kekuatan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS, mempengaruhi kandidat untuk mengadopsi posisi pro-Israel, yang mungkin beresonansi dengan demografi pemilih kunci (Mast, 2014).
Sebaliknya, beberapa berpendapat bahwa masalah domestik, seperti ekonomi dan perawatan kesehatan, dapat menutupi perdebatan kebijakan luar negeri dalam pemilihan, berpotensi mengurangi dampak langsung dari konflik Israel-Iran pada keputusan pemilih. Namun, keterkaitan keamanan nasional dengan keprihatinan domestik menunjukkan bahwa masalah ini akan tetap penting dalam membentuk lanskap pemilihan.
"America First"Â vs "Make America Great Again (MAGA)"
"America First" dan "Make America Great Again (MAGA)" adalah dua slogan yang terkait erat dengan kebijakan Donald Trump, namun memiliki beberapa perbedaan dalam penekanan dan implementasinya.
"America First" lebih berfokus pada kebijakan luar negeri yang menempatkan kepentingan Amerika di atas segalanya. Kebijakan ini telah mengubah persepsi internasional terhadap Amerika Serikat dan menciptakan kesulitan dalam koordinasi pemimpin global untuk menyelesaikan masalah kompleks dunia (Ziv et al., 2019). Ini termasuk sikap Trump terhadap krisis kemanusiaan global dan perubahan iklim.