Mohon tunggu...
Marsya Tri ananda
Marsya Tri ananda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Seorang siswi MTsN Padang Panjang yang punya cita menjadi penulis terkenal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merindu Kasih Sayang Ibu

25 Oktober 2022   18:23 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa kamu bilang? Aku gak dapet kasih sayang? Nih kasih sayang buat kamu! Tuanngggggg," ucap Angga, dan bogeman yang dia luncurkan tepat di hidung Rado.

Mata Rado terpejam, tertelentang dan kini hilang kesadaran. Angga terdiam dan tertegun atas perbuatannya barusan. Tak tinggal diam, Kevin dan Camella bersorak mengharap bantuan.

"Tolong, tolong, tolong," ujar Camella, sambil melongoh kanan kiri.

Beberapa satpol PP yang tidak sengaja lewat dan mendengar teriakan. Lalu mengobati Rado dan membawa mereka ke lapas/kantor polisi terdekat.

Surat pemangilan dari kantor polisi mendatangi kediaman Angga dan rumah Rado serta teman-temannya. Orang tua Angga adalah orang yang gila hormat dan selalu ingin terlihat bahagia di mata publik.

Bagaimanapun mereka pasti akan berusaha menyelamatkan nama baik mereka. Bahkan mereka jarang mengetahui apa yang dirasakan Angga saat di sekolah maupun dirumah.

Sesampainya di kantor polisi, ayah dan ibu Angga langsung dihadapkan dengan orang tua dari Rado yang menuntut keadilan. Mereka mengharapakan Angga ditahan atas perbuatannya.

"Saya nggak akan tinggal diam ya bu," ujar ibu Rado.

"Heh buk, anak saya nggak akan ngebogem orang kalo anak ibuk gak mulai duluan, pasti anak ibuk yang mancing-mancing anak saya," cerocos ibu Angga, tak terima.

"Yaudah kalo gitu kita tunggu anak saya siuman saya kalo gitu, awas ya bu," amcam ibu Rado sambil menunjuk-nunjuk.

"Baik," ucap ibu Angga, yakin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun