Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mat Belor

20 Maret 2018   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:11 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esoknya, keduanya kembali bercinta, dan harus berakhir seperti hari pertama mereka bercinta. Arimbi kembali meladeni nafsu Mat Belor yang mulai lupa kalau diluaran sana masih banyak gadis cantik selain Arimbi. Namun nampaknya daya pikat Arimbi ini sukses meluluhkan sang petarung. Hingga hari ketiga, dimana pada hari itulah Mat Belor akan dibunuh oleh empat petarung tadi.

Di suatu malam yang kebetulan suasananya cukup mencekam. Burung gagak sudah bertengger di dahan pohon depan rumah Arimbi, seolah sudah siap menyambut kematian seseorang. Datanglah Mat Belor sendiri untuk kembali menyetubuhi Arimbi. Seperti kemarin, Arimbi sudah melepaskan semua pakaiannya dan berbaring diatas kasur menyambut kedatangan Mat Belor. Namun Mat Belor menaruh curiga pada Arimbi, nampaknya dia tahu kalau di dalam rumah itu tidak hanya ada Arimbi dan dia, tapi ada orang lain yang menemani mereka di dalam rumah. Tak tahan dengan rasa penasarannya, dia langsung saja menanyakan hal itu pada sang pelacur.

"Selain kita, ada siapa lagi disini?" tanya Mat Belor.

"Kamu bicara apa? Hanya ada kita berdua disini. Tidak ada orang lain, selain aku dan kamu, Mat Belor," jawab Arimbi dengan tenang.

"Benarkah? Tapi aku mencium  bau orang lain di sekitar sini," Mat Belor masih bersikukuh kalau ada orang selain mereka berdua.

"Tidak ada. Mungkin itu hanya perasaanmu saja, karena mana mungkin ditempat terpencil seperti ini bisa terjamah banyak orang. Saya rasa tempat ini sulit dijangkau orang, karena memang kalau hal itu sampai terjadi..." kata Arimbi yang hampir saja mengatakan sesuatu yang harusnya tidak dikatakannya.

"Terjadi apa?" Mat Belor memberondong pertanyaan.

"Terjadi sesuatu pada saya," jawaban Arimbi secara tenang.

Dialog pun berhenti, dan Mat Belor memutuskan untuk kembali menyelami tubuh Arimbi. Dia mulai melepaskan seluruh  pakaian yang ia kenakan. Mat Belor langsung saja menimpali tubuh Arimbi yang benar-benar siap diterkam. Dia kembali memasukkan kembali daging tunjangnya ke kemaluan Arimbi yang terbuka lebar untuk ia masuki. Arimbi melolong, kali ini betul-betul mirip dengan lolongan srigala, karena kebetulan peristiwa itu terjadi di malam hari. Mat Belor tetap mengguncang-guncangkan kemaluannya secara lebih keras lagi.

Keduanya muncul keringat, dan air-air lain juga mulai mengucur dari seluruh tubuh mereka, terutama dari kemaluan mereka berdua. Hingga saat pada puncak-puncaknya, tiba-tiba pintu kamar terdobrak. Karsa dan tiga petarung muncul siap untuk menghabisi Mat Belor yang sudah setengah tak berdaya di pojok kamar. Dia sudah dilemparkan Arimbi yang masih telanjang bulat sedari tadi.

Di dalam kamar itu terjadi pertarungan yang luar biasa. Arimbi yang tak mempunyai kemampuan bertarung sedikit pun dipisahkan  oleh Karsa untuk keluar dari kamar tersebut. Mat Belor yang sudah kehilangan separuh kekuatannya tak kausa membendung pukulan ketiga petarung itu, Wage dan Jembul yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Mat Belor berhasil melumpuhkannya. Mat Belor terluka parah, mulutnya sudah dipenuhi darah yang menandakan kalau sebentar lagi ajal akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun