Mohon tunggu...
Alda MarsRizza
Alda MarsRizza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haiā€¦.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simak! Jangan Sampai Anak Salah Memaknai Iduladha

10 Juli 2023   22:57 Diperbarui: 10 Juli 2023   23:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahunnya, umat Islam merayakan Iduladha. Umumnya, anak-anak dengan antusias menyambut hari raya tersebut, mulai dari ikut memberi makan hewan kurban sebelum disembelih hingga menyaksikan penyembelihan hewan kurban tersebut. Momen Iduladha yang berkesan ini seringkali memicu rasa penasaran anak-anak, tak jarang mereka mengajukan pertanyaan seperti, "Mengapa manusia berbuat kejam dengan memotong sapi dan kambing, lalu membagikannya ke setiap rumah untuk dimasak dan dikonsumsi?" atau "Mengapa Allah Swt. memerintahkan manusia untuk berkurban?"

Nah, peran orang dewasa dalam menanggapi pertanyaan tersebut sangat penting, lho. Jangan sampai anak salah dalam memahami makna Iduladha. Oleh sebab itu, orang dewasa---terutama orang tua---bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan yang bijaksana dan penuh pengertian kepada anak mengenai makna dan tujuan di balik penyembelihan hewan kurban pada saat Iduladha.

Pengorbanan

Momen Idul Adha tidak terlepas dari peristiwa yang menimpa Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Berangkat dari hal itu, orang tua dapat menceritakan peristiwa tersebut agar anak mampu memaknai Iduladha sebagaimana mestinya. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim a.s. bersama istrinya sangat menantikan seorang buah hati, lalu lahirlah Nabi Ismail a.s. Ketika Nabi Ismail a.s. remaja, Nabi Ibrahim a.s mendapatkan perintah dari Allah Swt. melalui mimpinya untuk menyembelih putra satu-satunya itu. Setelah mengalami pergolakan batin, Nabi Ibrahim a.s bersedia melaksanakan perintah Allah Swt. karena ia menyadari bahwa putra semata wayangnya tersebut hanyalah titipan dari-Nya (Universitas Islam Indonesia, 2020).

Selanjutnya, orang tua dapat menjelaskan kepada anak mengenai pelajaran penting yang dapat dipetik dari cerita tersebut, yakni yang dikurbankan oleh Nabi Ibrahim a.s bukanlah putranya, melainkan rasa kepemilikannya terhadap Nabi Ismail. Dengan demikian, anak mulai mengerti, bahwa makna di balik Iduladha bukanlah berbuat kejam kepada binatang, melainkan mengorbankan sebagian kecil dari harta untuk dibelikan hewan ternak yang nantinya akan dibagikan kepada orang lain, sebab sesungguhnya harta dan segala hal yang bersifat duniawi hanyalah titipan Allah Swt (Purwitasari, 2023). Dengan begitu, pertanyaan yang sering muncul dalam benak anak mengenai Iduladha dapat terjawab.

Penting bagi orang tua untuk menjelaskan pula, bahwa pengorbanan kepada Allah Swt., bukan hanya soal menyisihkan harta untuk membeli hewan ternak pada saat Iduladha, melainkan jauh lebih dari luas daripada itu. Pengorbanan kepada Allah Swt. melibatkan kesediaan untuk memberikan yang terbaik dari diri kita, baik berupa waktu, usaha, kemampuan, dan kebaikan kepada orang lain. Dengan demikian, anak dapat menerapkan sikap yang sama dalam kehidupan sehari-hari.

Keikhlasan

Makna Iduladha selanjutnya adalah ikhlas. Keikhlasan ini berkaitan dengan pengorbanan kepada Allah Swt. Agar anak dapat memaknai Iduladha sebagai wujud keikhlasan, maka orang tua dapat menjelaskan hikmah yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismal a.s., yakni melalui Nabi Ibrahim a.s kita belajar akan keikhlasan. Keikhlasan melepaskan kepemilikan. Entah itu jabatan, kekuasaan, harta, dan sesuatu lainnya yang bersifat duniawi.

Sama halnya dengan ikhlas dalam berkurban, pengorbanan menyisihkan harta untuk dibelikan hewan kurban harus dilakukan dengan ikhlas, yakni bukan karena inginĀ riya'Ā atau berbangga diri sebab dapat membeli hewan kurban dengan harga yang cukup fantastis, melainkan semata-mata karena Allah Swt.

Selain itu, supaya anak lebih mudah memahami apa yang disampaikan orang tua terkait sikap ikhlas, maka orang tua perlu menjelaskan contoh ikhlas dalam kehidupan sehari-hari, seperti ikhlas berbagi makanan kepada teman yang tidak membawa uang jajan, membantu tetangga yang sedang kesulitan, atau menyumbangkan pakaian yang sudah tidak terpakai kepada korban bencana alam.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman bahwa ikhlas bukan hanya tentang memberi sesuatu secara materi, tetapi juga melibatkan sikap ikhlas dalam berbuat baik, mengucapkan kata-kata yang baik, dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain. Misalnya, mengajarkan anak untuk selalu bersikap jujur, membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, serta mendoakan kebaikan untuk orang-orang di sekitar. Dengan begitu, anak dapat memaknai Iduladha sebagai wujud keikhlasan secara lebih luas dan mendalam.

Momen Berbagi Rezeki

Selain mengajarkan makna Iduladha sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah Swt. dengan ikhlas, orang tua juga perlu mengajarkan, bahwa makna di balik Iduladha adalah berbagi rezeki kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan atau 'kurang mampu' (Purwitasari, 2023).

Jika anak bertanya, "Di mana letak momen berbagi pada saat Iduladha?" Maka jawaban yang dapat diberikan adalah, pembagian daging kurban kepada setiap rumah, terutama kepada orang-orang yang membutuhkan---seperti fakir miskin dan yatim dhuafa, adalah wujud nyata dari sikap berbagi. Jadi, bukan hanya orang 'berada' yang bisa menikmati kelezatan dari daging sapi, melainkan juga orang-orang yang tidak mampu membeli daging sapi untuk dikonsumsi. Hal ini secara tidak langsung akan menstimulasi rasa empati dan kepedulian anak kepada orang lain, serta menerapkan sikap yang sama dalam kehidupan sehari-hari.

Nah,Ā seperti itu cara mengajarkan makna Iduladha kepada anak. Kebenaran akan makna Iduladha ini menjadi penting karena berkaitan dengan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai agama yang harus dipegang teguh oleh anak sebagai umat muslim. Anak perlu memahami pengorbanan, keikhlasan, dan sikap berbagi melalui momen Iduladha sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikannya seorang muslim yang taat kepada perintah Allah Swt.

Referensi

Abdullah, M. (2016). Qurban: wujud kedekatan seorang hamba dengan tuhannya.Ā Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta'lim,Ā 14(1), 109--116.

Indonesia, U. I. (2020).Ā Idul Adha, Mengambil Hikmah dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Universitas Islam Indonesia. https://www.uii.ac.id/membangun-semangat-idul-adha/

Khafifah, N. (2023).Ā Serba-Serbi Idul Adha yang Perlu Orang Tua Jelaskan Pada Anak. Kumparan. https://m.kumparan.com/kumparanmom/serba-serbi-idul-adha-yang-perlu-orang-tua-jelaskan-pada-anak-20geHsBRkg9%5C

Purwitasari, E. (2023).Ā MENGAJARKAN MAKNA BERKURBAN SAAT IDUL ADHA KEPADA ANAK. Rumah Zakat. https://www.rumahzakat.org/id/mengajarkan-makna-berkurban-saat-idul-adha-kepada-anak

Suhendra, I. (2021).Ā Mengenal Makna Idul Adha, Berbagi, Pengorbanan dan Keikhlasan. Viva. https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1388752-mengenal-makna-idul-adha-berbagi-pengorbanan-dan-keikhlasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun