4. Berita Palsu dan Hoaks: Media sosial juga menjadi sarang bagi penyebaran berita palsu (hoaks) dan informasi yang tidak diverifikasi dengan baik.Â
Berita palsu dapat dengan mudah menyebar secara viral, menyebabkan kebingungan dan memperkuat pandangan yang salah tentang suatu isu.Â
Karena itu kegiatan seperti media literasi perlu untuk selalu dilakukan pada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya penyebaran berita bohong dan manipulasi informasi.
Dampak Hiperrealitas di Media SosialÂ
Hiperrealitas di media sosial Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat dan budaya digital kita.
1. Gangguan Kesehatan Mental: Â Pemaparan yang terus-menerus terhadap citra yang sempurna di media sosial dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri.Â
Orang yang merasa tidak mampu mencapai standar yang ditetapkan oleh hiperrealitas cenderung merasa gagal dan terasingkan.
2. Polarisasi dan Pertentangan: Media sosial juga telah menjadi medan pertempuran bagi opini yang berseberangan.Â
Perbedaan pendapat yang tajam sering kali menyebabkan polarisasi dan pertentangan antara kelompok masyarakat, yang dapat memperburuk kesenjangan sosial dan politik.Â
Terutama kehadiran buzzer yang membuat opini opini baru yang mendorong terjadinya perbedaan pendapat yang tajam dan dapat berujung pada situasi yang dapat semakin memanas.
3. Dukungan pada Berita Palsu: Hiperrealitas memperkuat penyebaran berita palsu dan hoaks di media sosial.Â