Mohon tunggu...
Marsefio
Marsefio Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang. Saat ini sedang menempuh studi S3 di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta

Kegemaran saya adalah menulis, menonton film, mengajar, melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan serta menjadi trainer untuk pelatihan komunikasi efektif untuk sekolah sekolah, public speaking skkill untuk korporat serta kehumasan pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Hiperrealitas di Media Sosial: Ketika Ilusi Melampaui Kenyataan

26 Juli 2023   15:17 Diperbarui: 27 Juli 2023   08:15 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Berita Palsu dan Hoaks: Media sosial juga menjadi sarang bagi penyebaran berita palsu (hoaks) dan informasi yang tidak diverifikasi dengan baik. 

Berita palsu dapat dengan mudah menyebar secara viral, menyebabkan kebingungan dan memperkuat pandangan yang salah tentang suatu isu. 

Karena itu kegiatan seperti media literasi perlu untuk selalu dilakukan pada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya penyebaran berita bohong dan manipulasi informasi.

Dampak Hiperrealitas di Media Sosial 

Hiperrealitas di media sosial Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat dan budaya digital kita.

1. Gangguan Kesehatan Mental:  Pemaparan yang terus-menerus terhadap citra yang sempurna di media sosial dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri. 

Orang yang merasa tidak mampu mencapai standar yang ditetapkan oleh hiperrealitas cenderung merasa gagal dan terasingkan.

2. Polarisasi dan Pertentangan: Media sosial juga telah menjadi medan pertempuran bagi opini yang berseberangan. 

Perbedaan pendapat yang tajam sering kali menyebabkan polarisasi dan pertentangan antara kelompok masyarakat, yang dapat memperburuk kesenjangan sosial dan politik. 

Terutama kehadiran buzzer yang membuat opini opini baru yang mendorong terjadinya perbedaan pendapat yang tajam dan dapat berujung pada situasi yang dapat semakin memanas.

3. Dukungan pada Berita Palsu: Hiperrealitas memperkuat penyebaran berita palsu dan hoaks di media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun