Mohon tunggu...
Marqus Trianto
Marqus Trianto Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Penikmat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejenak, Menilik Dialektika Kampus

2 April 2019   01:26 Diperbarui: 2 April 2019   06:59 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan untuk menunjukkan betapa inteleknya kita, melainkan untuk membangun dan mengembangkan keintelektualan kita. Bukan untuk sombong dan merasa menang sendiri, tapi untuk rendah hati dan terbuka.

Dalam obrolan-obrolan tersebut hendaknya diisi dengan masalah. Mendapati suatu masalah, menganalisanya, mencari pemecahan dan solusi, kemudian menetapkan langkah seperti apa yang akan diambil. Atau paling tidak sampai ke solusi. Sehingga apa yang sebelumnya tidak nampak, dapat menjadi nampak.

Kampus sudah sewajarnya menjadi ruang terbuka, bagi berlangsungnya dialektika. Tidak hanya di kelas, perpustakaan, atau sekretariat organisasi. Melainkan di kantin; taman; HIK, burjo, dan angkringan area kampus; serta tempat-tempat lain yang sering dipandang "rendah".

Yang membuat dialog menjadi rendah bukanlah tempat, waktu, dan dengan siapa kita melakukannya. Melainkan terletak pada konten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun