Pelajaran kedua setelah emak dikuburkan. Di Jawa, jenazah dikuburkan di pemakaman umum. Di kompleks pemakaman itu saya perhatikan banyak sekali semut dan hewan tanah lainnya. Saya jadi ingat, sering membunuh semut. Padahal Allah ngingatkan kita untuk jangan membunuh hewan. Ayat umumnya begini bunyinya (Al-Qashash: 77):
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ngeri ya, makanya jangan zhalim sama makhluk Allah kecuali yang memang diperbolehkan untuk dibunuh seperti ular, dan ayam (hehehe, kalau ayam jadikan makanan).
Nah itu pelajaran dari peristiwa meninggalnya emak. Sejak itu saya ga berani lagi bunuh semut kecuali terdesak (membahayakan). Nah yang membahayakan masih debatable kan ya. Selamat pagi :D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H