Mohon tunggu...
mesin kemasan
mesin kemasan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilmu dan Pengalaman dari Kematian Emak

6 Maret 2016   11:57 Diperbarui: 6 Maret 2016   12:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajaran kedua setelah emak dikuburkan. Di Jawa, jenazah dikuburkan di pemakaman umum. Di kompleks pemakaman itu saya perhatikan banyak sekali semut dan hewan tanah lainnya. Saya jadi ingat, sering membunuh semut. Padahal Allah ngingatkan kita untuk jangan membunuh hewan. Ayat umumnya begini bunyinya (Al-Qashash: 77):

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Ngeri ya, makanya jangan zhalim sama makhluk Allah kecuali yang memang diperbolehkan untuk dibunuh seperti ular, dan ayam (hehehe, kalau ayam jadikan makanan).

Nah itu pelajaran dari peristiwa meninggalnya emak. Sejak itu saya ga berani lagi bunuh semut kecuali terdesak (membahayakan). Nah yang membahayakan masih debatable kan ya. Selamat pagi :D.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun