Mohon tunggu...
Marla Suryani Lasappe
Marla Suryani Lasappe Mohon Tunggu... Administrasi - suka masak

Saya berbintang Pisces--------------------------------------------------- hobby cooking, travelling------------------------------------------------------- I am a writer, food blogger ----------------------------------------------------- IG: marlasuryani ------------------------------------------------------------------- twitter: marlasuryani@marla-suryani--------------------------------------- http://aksaramarla.wordpress.com https://www.facebook.com/marla.thalib

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Fiksi Kuliner] Lakse Mak Long Saija

9 Juni 2016   11:39 Diperbarui: 11 Juni 2016   08:47 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Marla Suryani Lasappe

No : 06

Fiksi Kuliner " Lakse Mak Long Saija

 

Pagi itu Tasha lagi asik bercengkrama dengan ketiga anaknya di teras, Seperti biasa awal puasa anak-anak sekolah diliburkan, sambil berfikir kira-kira menu buka apa yang akan disajikan nanti,  beserta menu makan malam tentunya. 

Tiba-tiba ....Kringgggg..... kringgggggggggg .... kringggggggggg terdengar   dering telepon rumahnya  berbunyi sangat  kencang.

Dengan setengah malas  diangkatnya telepon itu, sambil bergerutu  dalam hati ... ahh   paling juga marketing kartu kredit atau penipu kurapan yang mengaku dari rumah sakit yang  mengabarkan kalau  salah satu anggota keluarganya kecelakaan.

" Assalamaualaikum" sapahnya

" Waalaikumsalam ini Tasha ya?" sapah orang tersebut

" Maaf kalau boleh saya tahu,  ini siapa ya? " katanya  dengan suara lembut

" Ini Mak Cik Tob"

" oh iye ade ape Mak Cik? "

" Seperti biase, Mak Cik nak ngundang mikak untuk bukber  malam minggu isok  di rumah,"

" Ngomong-ngomong bang Rino kau agik dimane?"

" Abang agik dinas, tapi isok lah balik ke rumah,"

" Aoklah ye... mak cik tunggu mikak, jangan sampai  lupe ye..?"

" Insha Allah mak cik" katanya

***

Tasha adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya berkutat dengan urusan rumah, anak-anak dan masakan, sesekali dia menulis cerpen atau apalah di blog pribadinya, katanya sih untuk menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas yang dia hadapi sehari-hari.

Sejak memutuskan untuk menikah, Tasha harus memilih diantara dua pilihan yang diberikan oleh calon suaminya.  Punya anak atau berkarir!! 

Padahal saat itu, dia sedang berada di puncak karir sebagai  Top Marketing disalah satu perusahaan retail ternama di Indonesia. 

Tetapi dengan penuh kesadaran, serta mengingat suaminya yang kerap kali  di tugaskan keberbagai daerah bahkan sampai  keluar negeri, akhirnya dia memilih menjadi ibu rumah tangga.

Dan ternyata keputusannya tidak salah, buktinya dia bahagia dengan keluarga kecilnya, mempunyai suami yang dapat memenuhi kebutuhan lahir dan bathinnya serta mempunyai anak-anak yang penurut.

Walaupun......sewaktu anak-anaknya masih kecil, kerepotan selalu menghampirinya, tetapi dengan ikhlas dia jalani semuaa itu.

Kini ketiga anaknya sudah menginjak remaja, , kerepotannya sudah berkurang, mereka sudah bisa diajak diskusi dan kerja sama, contohnya dalam bulan puasa ini, mereka antusias bersama-sama membuat masakan untuk buka puasa.

Bulan puasa selalu membawa cerita,  dengan banyaknya penjaja makanan dadakan yang muncul di sepanjang jalan komplek, serta banyaknya undangan bukber atau buka bersama.

" Ayah.... mak cik Tob ngundang bukber loh"  kata Tasha,  saat lagi santai berduaan dengan suaminya  didepan tivi

" oh ya kapan?

" Besok Sabtu " katanya,  sambil bermanja-manja, melepaskan rindu. Rindu selama hampir dua minggu ditinggal dinas, 

***

Suasana kediaman Mak Cik Top sudah ramai, sanak saudara dari BABEL (Bangka Belitung) sudah berkumpul, sebagai yang ditetuakan, rumah beliaulah yang kerap sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar suaminya.

Sudah tradisi sambil menunggu beduq Magrib, acara dimulai dengan tausiyah oleh salah satu kerabatnya yang merangkap sebagai Ustadz, sholat Magrib berjamaah dan ramah tamah, makan malam bersama.

 Ahirnya Azan Magribpun berkumadang, setelah terlebih dahulu membatalkan dengan segelas air putih, merekapun sholat Magrib berjamaah.

Ada satu makanan  yang Tasha incer setiap kali ada acara keluarga Belitung, makanan itu sangat menggodanya, dan wajib dia cicipi yaitu "Lakse" Sebenarnya tidak terlalu spesifik atau gimana, sepintas lalu seperti putu mayang.

Bedanya lakse terbuat dari bahan-bahan berupa terpung beraas, sagu serta kuah ikan tenggiri yang diracik bersama bumbu-bumbu dan santan, ini yang membuat lakse benar-benar  yummy dan menggoyang lidah. 

DiBelitung sendri lakse sangat disukai semua kalangan mulai anak-anak hingga orang dewasa, terkadang pendatang yang tinggal di Belitung sering membawa lakse sebagai oleh-oleh untuk keluarga saat pulang ke daerahnya masing-masing.

" Mak Cik, aku nak juak mesan lakse idang lebaran isok, mesen dimane ken?" katanya

" Oh... mak cik mesen kan mak long Saijah, mun kau nak, kini Mak Cik  kasih nomor telepon beliau " buru-buru Tasha mencatat nomor telepon Mak Long Saijah di telepon genggamnya.

***

Tak terasa lebaran tinggal satu minggu lagi, bersama ketiga anaknya dibantu suami tersayangnya, Tasha mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari nan fitri, mulai dari baju lebaran yang kembaran biar kelihatan kompak, kue kering kesukaan suaminya juga sudah tertata rapih dalam toples Dan lain-lainnya.

Tinggal ketupat dan kawan-kawan serta... tiba-tiba Tasha teringat sesuatu, lebaran kali ini dia akan menyajikan lakse, buru-buru dtelepon Mak Long Saija.

Tasha bersyukur karena dia adalah pemesan  terakhir yang diterima oleh Mak Long Saija, katanya pesanan akan diantar pada malam takbiran nanti.

***

Jam menunjukkan pukul 24.00 , pesanan belum juga datang, padahal Mak Long Saijah menjanjikan malam takbiran lakse sudah ada di rumahnya. Tasha mulai gelisah,  berkali-kali dia menghubungi Mak Long Saija  ternyata tidak ada jawaban. Sembari menenangkan diri dia berusaha berfikir positif, mungkin banyak pesanan yang diterima oleh Mak Long Saija.

Hingga selesai sholat led pesanan laksenya  tidak muncul uga, ada apa gerangan dengan Mak Long Saijah? seribu satu pertanyaan tiba-tiba nongol di kepalanya, sepertinya tidak mungkin kalau Mak Long Saija menipunya.

Saat dia  penasaran.... tiba-tiba telepon genggaman   bergetar, telepon dari siapa ya? namanya tidak keluar, pasti orang yang tak dikenalnya,  tapi ahh siapa tau dari Mak Long Saijah pikirnya.  Akhirnya Tasha menjawab juga telepon itu.

" Selamat pagi bu, maaf apakah saya berbicara dengan ibu Tasha? " guman lelaki disebarang sana

" Iya betul, maaf bapak siapa ya? " katanya

" Kami dari kantor polisi polsek pasar minggu, mau mengabarkan ada seorang ibu menjadi  korban kecelakaan lalu lintas  dengan ciri-ciri bla..bla..bla...  ibu tersebut tanpa membawa identitas, kecuali telepon genggam, , awalnya kami kewalahan untuk menghubungi keluarga korban, tetapi saat kami melihat telepon genggamnya kamipun mencoba membuka siapa tau ada petunjuk dan nomor yang terakhir adalah nomor ibu. apakah ibu mengenal korban?" bak tersengat listrik disiang bolong, Tasha hanya menjawab dengan kata "YA" setelah memberitahukan alamat rumah sakit dimana Mak Long Saijah berada, polisi tersebut mengakhiri pembicaraannya.

***

" ini bu, barang-barang bawaan korban " kata pak polisi, sambil menyerahkan satu  telepon genggam  dan 1  bungkusan besar,

" Saya heran,  seharusnya barang itu remuk, wong korbannya saja hancur, korban tertabrak bus tronton dan terhempas sampai 25M"  kata polisi itu, Tasha hanya terdiam, matanya hanya terfokus pada  bungkusan berwarna kuning bertuliskan " LAKSE untuk neng  Tasha"

 

*** Tamat***

*kosa kata

mak long = bibi yang lebih tua dari orang tua kita

mak cik = bibi yang lebih muda dari orang tua kita

mikak = kalian

Agik = lagi

Isok = besok

Aoklah = baiklah

Nak Juak = mau juga

 

Pict koleksi pribadi dan FC

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun