Hingga selesai sholat led pesanan laksenya  tidak muncul uga, ada apa gerangan dengan Mak Long Saijah? seribu satu pertanyaan tiba-tiba nongol di kepalanya, sepertinya tidak mungkin kalau Mak Long Saija menipunya.
Saat dia  penasaran.... tiba-tiba telepon genggaman  bergetar, telepon dari siapa ya? namanya tidak keluar, pasti orang yang tak dikenalnya,  tapi ahh siapa tau dari Mak Long Saijah pikirnya.  Akhirnya Tasha menjawab juga telepon itu.
" Selamat pagi bu, maaf apakah saya berbicara dengan ibu Tasha? " guman lelaki disebarang sana
" Iya betul, maaf bapak siapa ya? " katanya
" Kami dari kantor polisi polsek pasar minggu, mau mengabarkan ada seorang ibu menjadi  korban kecelakaan lalu lintas  dengan ciri-ciri bla..bla..bla...  ibu tersebut tanpa membawa identitas, kecuali telepon genggam, , awalnya kami kewalahan untuk menghubungi keluarga korban, tetapi saat kami melihat telepon genggamnya kamipun mencoba membuka siapa tau ada petunjuk dan nomor yang terakhir adalah nomor ibu. apakah ibu mengenal korban?" bak tersengat listrik disiang bolong, Tasha hanya menjawab dengan kata "YA" setelah memberitahukan alamat rumah sakit dimana Mak Long Saijah berada, polisi tersebut mengakhiri pembicaraannya.
***
" ini bu, barang-barang bawaan korban " kata pak polisi, sambil menyerahkan satu  telepon genggam  dan 1  bungkusan besar,
" Saya heran,  seharusnya barang itu remuk, wong korbannya saja hancur, korban tertabrak bus tronton dan terhempas sampai 25M"  kata polisi itu, Tasha hanya terdiam, matanya hanya terfokus pada  bungkusan berwarna kuning bertuliskan " LAKSE untuk neng  Tasha"
Â
*** Tamat***
*kosa kata