Â
No 13 Marla Suryani Lasappe
Â
Setiap manusia sudah mempunyai takdirnya masing-masing, Rezeki, Jodoh dan Umur. Sekarang bagaimana kita bisa mempergunakan semua itu  dengan bijaksana di jalan yang benar.
***
Ryanti andalah seorang gadis manis, anak semata wayang dari Bapak Handoko, pengusaha property yang cukup ternama di kota ini. Ryanti sudah bertunanangan dengan Tommy salah satu staff kepercayaan pak Handoko.
Pada suatu hari saat Ryanti sedang mengemudikan mobilnya terjadilah kecelakaan, ketika Ryanti tersadar, dia menyaksikan tubuhnya bersimpah darah dan di gotong masuk kedalam mobil Ambulance, Ryanti berusaha bertanya ke sekelilingnya, tetapi tak satu orangpun yang menanggapinya, seolah-olah dia hanya angin lalu.
Saat Mobil Ambulance melaju, di pojok jalan ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya, " hai .... sini " sapa lelaki di pojok jalan tersebut.
" Aku ? " Â Ryanti sambil menunjuk ke dirinya, dia sempat heran, kenapa lelaki itu bisa berkomunikasi dengannya?, sedangkan orang-orang tadi tidak bisa.
"Kamu pasti heran, kenapa aku bisa berkomunikasi denganmu, oiya kenalkan namaku Dayat, sebelum kamu bertanya banyak, aku harus menyelesaikan satu tugas dulu ya, aku harus menjemput seseorang yang sudah jatuh tempo waktunya, kamu tunggu sebentar disini, jangan kemana-mana."Â
Siapa Dayat itu ? malaikatkah? atau ....? seribu satu macam pertanyaan yang berkecamuk di kepala Ryanti, ada apa dengannya?Â
***
Dilain tempat ada seorang gadis hidup sebatang kara  bernama Rina, dia gadis pendiam frustasi sejak lima tahun yang lalu,  akibat ditinggal mati kekasihnya, hidupnya serasa hampa, beberapa kali dia hendak menghabisi nyawanya alias bunuh diri, tetapi berapa kali pula gagal.
Hari-hari dijalani hanya menyendiri didalam kamar kostnya, bekerjapun ala kadarnya dan  terpaksa di lakukan saat malam, siang harinya hanya dihabiskan untuk tidur, raganya seolah-olah sudah tak bernyawa lagi dibuatnya.
***
"Dayat, kamu itu siapa? malaikatkah?, tetapi kenapa malaikat bisa mengendarai motor?" kata Ryanti sambil melirik motor Ninja Merah yang baru saja di kendarai oleh Dayat.
"Aku juga tidak tahu siapa aku sebenarnya, cuma yang aku tahu, jika orang bertemu denganku, itu artinya dia akan meninggal"
"Jadi...? aku ..? " Ryanti mulai panik
" tidak .... kalau kamu perkecualian, karena belum waktunya" Dayat berusaha menenangkan Ryanti, sambil berjalan menuju rumah sakit tempat Ryanti dirawat, Ryanti menyusul dari belakang.
"Liatlah tubuhmu .... Kamu koma, alias tak sadarkan diri, akibat pendarahan hebat yg terjadi dikepalamu saat kecelakaan tadi."
Ryanti melihat sekujur tubuhnya yang  dipenuhi alat-alat medis.
 " Bersyukurlah dengan bantuan alat- alat tersebut nyawamu masih bisa tertolong." Ujar Dayat.
"Bisakah aku pulih kembali seperti sedia kala?" kata Ryanti lirih
"Untuk membuatmu siuaman hanya ada satu syarat, kamu harus mendapatkan tiga air mata dari tiga orang yang benar-benar menyayangimu dengan tulus."
"Bagaimana aku bisa mengumpulkan air mata itu?"
Dayat memberikan sesuatu  benda yang diambil dari dalam saku jasnya ketangan Ryanti "kenakan kalung ini, liontin dikalung ini akan memberikan indikasi, jika air mata itu ada"
"Tiga air mata tulus dari orang-orang yang menyayangiku, itu gampang, ada Tommy, ada Aida dan Ken sahabatku beserta kedua orang tuaku " guman Ryanti girang.
"eits jangan girang dulu, untuk melaksanakan itu semua, kamu tidak bisa dalam keadaan menjadi roh seperti ini, kamu harus masuk keraga orang  itu " Dayat menunjuk Rina yang kebetulan sedang lewat didepan mereka.
"Apa? aku masuk ketubuh dia? ya ampun, orang yg seperti itu yang harus kupinjam raganya?"
"kalau kamu tidak mau ..... ya sudah" Dayat berlalu meninggalkan Ryanti sendiri.
***
Teman-teman kost Rina merasa heran, melihat perilaku Rina akhir-akhir ini, Rina yang biasanya cuek dan keluar hanya pada malam hari, itu juga karena dia harus  berangkat kerja, "biarkan mereka mau berkata apa, yang jelas aku happy, karena aku Ryanti, bukan Rina" sambil tersenyum manis Rinapun berlalu dari tatapan heran teman-teman kostnya.
***
Pada suatu senja di taman yang indah, diatas langit sana, "Nek.. sudah lima tahun aku telah membantu nenek,dengan melakukan semua tugas dengan baik, Â berikan aku satu hari saja, untuk menyelesaikan sesuatu yang mengganjal selama ini, Â antara aku dan Rina" please..!!!
"Serta aku ingin menjelaskan kalau selama ini aku sangat menyayangi dia, aku tidak ingin melihat Rina menderita seperti saat ini, menyesali kepergianku, Â tidak ada semangat hidup dan aku mau memberikan cincin yang sudah lama kusiapkan untuknya.".Â
"Oke, untuk satu hari saja kan? "
"pergilah nak .. !!! temui dia, setelah itu, tugasmu berakhir, gunakanlah satu hari itu semaksimal mungkin"
"sampai ketemu besok" sang nenek memberi semangat
"Terima kasih nek" pemuda itu berharap  semoga Ryanti hari ini tidak meminjam raganya Rina.
***
"Rina bangun !! "
Rina kaget bercampur heran, siapa yang berani membangunkannya dan masuk kekamarnya, sedangkan kamarnya terkunci dari dalam? satu persatu nyawanya dikumpulkan dan betapa kagetnya saat dia membuka matanya,  melihat sesosok tubuh yang selama ini dia rindukan, sambil mengucek-ngucek matanya, apakah dia  bermimpi, dan berusaha mencubit tangannya sendiri "aduh sakit, aku tidak bermimpi, kamu Dayat kan?" Rina langsung meloncat girang, akhirnya dia bisa menyusl Dayat, meninggalkan dunia ini, tetapi dia heran juga, kenap bisa tiba-tiba dia bisa meninggal, padahal dia tidak melakukan suatu tindakan apapun, seperti usaha bunuh dirinya yang lalu.
"Apakah aku sudah mati ?"
"Tidak sayang, kamu masih hidup," jawab Dayat santai
"Kamu pasti heran ya, kenapa aku bisa nyata ada dihadapanmu?"
Dayat menjelaskan ke Rina, kalau dia hanya diberi satu hari untuk menyelesaikan urusan yang tertunda 5 tahun yang lalu dengan Rina.
Dayat sedih melihat betapa mendieritanya Rina, sejak kepergiannya itu, dia ingin mengembalikan keceriaan Rina, untuk bisa hidup lebih bagus kedepannya, dia menekankan bahwa Rina harus tetap hidup, harus tetap semangat, walaupun mereka berdua saling mencinta, tetapi mereka sudah berlainan alam, Dayat memohon ke Rina untuk melepaskan mimpi-mimpi mereka berdua dahulu, dan semoga kelak Rina dapat menemukan pengganti yang lebih baik darinya.
Rina hanya mengangguk dan  tak terasa satu persatu tetesan air matanya keluar, Rina tersadar seketika sesuatu kekuatan yang luar biasa merasuk ke dalam tubuh Rina, semangat untuk hidup kembali bersemi dan dia berjanji akan menuruti semua keinginan terakhir Dayat.
Akhirnya ikhlas melepaskan Dayat, cincin pemberian Dayat disimpan dalam satu kotak, yang bertulis memory of Dayat.
***
"Aida, akhirnya kita akan bersatu, hahhahahha Ryanti bagaikan mayat hidup, paling sebentar lagi meninggal, Â cintaku hanya untukmu, Aida "
"Aku mau bertunangan dengannya karena aku ingin menguasai perusahaan property milik ayahnya, setelah semua surat-surat pengalihan harta warisan itu kelar, kamu akan kunikahi Aida" ujar Tommy dengan senyum culas, dan Aida hanya diam membisu.
***
Di ruang ICU terlihat Ken sedang berdoa sembari meneteskan air mata, saat  melihat tubuh Ryanti yang terbujur tak berdaya dengan berbagai macam alat-alat untuk penopang hidupnya, Ken berharap semoga Ryanti di beri kesembuhan segera.
Sebenarnya Ken mencintai Ryanti, tetapi  saat Ken hendak menyatakan cintanya, ternyata Tommy yang lebih dulu telah merebut hati Ryanti darinya,  dengan hati pedih akhirnya ken mengikhlaskan  kedua sahabatnya itu  bertunangan.
Tak terasa liontin yang dipakai Ryanti terisi satu air mata, " yes !!!! tinggal 2 air mata lagi" kata Ryanti girang, dan menatap Ken ternyata selama ini Ken tulus dan ikhlas mencintainya, tidak seperti Tommy, sampai detik ini tidak pernah mendoakan kesembuhannya.
Keesokan harinya Aida datang menjenguk Ryanti, sambil menatap wajah Ryanti, dengan hati galau dan sedih untuk memilih apakah dia harus menuruti keinginan Tommy? Â untuk membunuh sahabatnya sendiri.?"
Kemarin sore Tommy menyuruhnya  mencabut alat pernafasan Ryanti, tetapi hati kecilnya menolak, dia tidak tega.
Akhirnya memillih tidak mengikuti Tommy, dia lebih memilih persahabatan, dari pada cintanya dengan Tommy, sambil menangis tersedu, Aida mengungkapkan semua mengenai konspirasinya bersama Tommy untuk membunuh Ryanti sekaligus ingin menguasai perusahaan property milik keluarga Ryanti.Â
Dan tetesan airmata keduapun dalam liontin  telah terisi, antara senang sekaligus sedih, Ryanti menyaksikan pengakuan sahabat karibnya itu, dan mengetahui  tindak tanduk tunangannya yang ternyata sangat jahat, ingin membunuhnya.
***
Kaki Rina melangkah dengan ringan  menuju rumah sakit tempat Ryanti dirawat,  ini adalah pesan terakhir dari Dayat, sesaat sebelum meninggalkan Rina untuk selama-lamanya, agar dia mengunjungi Ryanti yang sedang terbaring lemah dan tak berdaya di ruang ICU.
Saat melihat wajah Ryanti hatinya terasa tersentuh, ada sesuati yang bergejolak, seolah-olah dia adalah Ryanti, gejolak itu semakin nyata, Â tak tega rasanya melihat Ryanti menderita dalam komanya, dan airmatanyapun keluar.
Tetesan airmata yang ketika dari Rina, membuat  Ryanti berlahan-lahan  menggerakkan anggota tubuhnya dan akhirnya Ryanti siuman.
Orang yang pertama menyaksikan Ryanti siuman adalah Rina, dengan hati senang dan bahagia dia langsung memeluk Ryanti dan berusaha memanggil perawat dan akhirnya seluruh kerabat Ryanti berkumpul, tidak ketinggal Tommy dan Aida, Tommy menatap Aida dengan muka geram, ternyata misinya gagal, dengan memasang wajah semanis mungkin dia memeluk Ryanti, tetapi Ryanti membalasnya dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
Setelah Ryanti pulih dan kembali ke rumah, persahabatan Ryanti dan Rina semakin akrab, kemudian Ryanti menceritakan semua yang dialaminya selama dalam koma, kepada kedua orang tuanya, Ken dan Rina.
Dan akhirnya Ryanti membatalkan pertunangannya dengan  Tommy dan memilih Ken sebagai kekasihnya, tetapi takdir tak berpihak ke Ryanti setelah sebulan dinyatakan sembuh, akhirnya Ryanti menutup mata untuk selama-lamanya.
***
Kedua orang tua Ryanti terpukul dengan kepergiannya, sambil membenahi kamar Ryanti bersama Ken, tak sengaja mata Ken tertuju pada sebuah tas mungil berwarna pink dengan hiasan rajut kupu-kupu, sepertinya tas serupa pernah dia lihat di tempat kost Rina, 2 minggu yang lalu ketika dia berkunjung ke sana berdua Ryantii.
"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan bu" kata Ken kepada ibu Handoko, sambil mengajak ibu Handoko ke tempat Rina.
***
Rina menatap heran kenapa Ken dan mamanya Ryanti datang ke kostnya dan ingin melihat tas kecil miliknya?
Berlahan wajah ibu Handoko berbinar saat melihat tas kecil milik Rina, " bisakah kamu jelaskan kenapa tas kecil ini ada di kamu?"Â
"Tas kecil ini milikku bu" ujar Rina sedih, pikiran menerawang terbang ke 20 tahun silam.
Tiba-tiba ibu Handoko bercerita
"Sebenarnya aku mempunyai anak perempuan dua orang, Ryanti dan kakaknya yang bernama Diaz, Diaz dan Ryanti usia mereka hanya selisih 1 tahun. Pada suatu hari, saat di stasiun ketika kami hendak berkunjung ke rumah neneknya di Jogya,  Ryanti yang sedikit nakal, tiba-tiba hilang dari pandanganku, karena panik ibu mencari Ryanti dan meninggalkan Diaz sendiri, setelah  Ryanti ibu temukan, ibu kembali ketempat semula dimana kami duduk,  ternyata Diaz sudah tidak ada, dan tas mungil inilah tas yang digunakan Diaz dan Ryanti untuk mengisi minuman dan makanan ringan,  sekaligus sebagai ciri khas untuk kedua putriku, karena tas ini buatanku sendiri." ujar ibu Handoko sambil memegang tas mungil itu.
"Berkali-kali ibu memasang pengumuman, tetapi tidak pernah berhasil menemukanmu Diaz"
Sambil memeluk Rina ibu handoko menangis "kamu Diazku yang hilang"
"Aku pikir saat itu ibu sengaja membuangku"Â
END
Diatas sana, Ryanti dan Dayat tersenyum bahagia.Â
Â
Â
#ilustrasi : uncle google
Â
cerita ini terinspirasi dari Drama Korea berjudul 49 days
Â
^Karya ini Orisinil dan belum pernah dipublikasikan
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H