Mohon tunggu...
Markus Fernando Siahaan
Markus Fernando Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Pengelana

Aktualisasi tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gajah dan Orang Buta

16 Februari 2021   04:41 Diperbarui: 16 Februari 2021   06:22 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    "Jadi ceritanya zaman dulu adalah tiga orang buta yang pergi ke Tombak--tombak menikmati udara segar. Orang itu tiga pegangan tangan dan yang di kiri kanan memegang tongkat pembantu penuntun jalan. Baru pas jalan--jalan orang itu, tiba--tiba ada lah yang menghalangi di depannya. Orang itu tiga ngak bisa maju dan akhirnya mencoba mencari tahu apa yang menghalangi. Setelah mencoba meraba--raba, orang buta yang pertama bilang bahwa yang menghalangi orang itu adalah tiang besi yang keras. Namun orang buta yang kedua bilang bahwa yang menghalangi orang itu adalah tembok yang bidang. Dan orang buta yang ketiga bilang bahwa yang menghalangi mereka adalah tiang besar namun tidak berbahan besi."

    "Hahahahaha..., lucu ya Pung, bisa bisanya orang itu punya pendapat yang berbeda padahal yang menghalangi mereka ya sama, seekor Gajah." potong Jona.

    "Ya begitulah Jon, cara pandang orang berbeda -- beda tergantung dimana posisi dan bagaimana cara mereka menghadapinya." jelas Ompung.

      "Maksud Ompung?" tanya Jona.

    "Di dalam hidup ini, walaupun kita memiliki tujuan yang sama, tidak jarang kita memiliki cara yang berbeda--beda untuk meraihnya. Atau jika ada masalah, pasti setiap orang memiliki cara dan kiatnya masing--masing dalam menghadapinya. Jadi karna itu, kita tidak boleh sembarang menilai orang dari apa dan bagaimana cara dia bertindak." Jawab Ompung.

     "Oooo... begitu maksud Ompung, Jona paham Pung."

     "Ya, begitulah kehidupan ini Jon. Sebagai contoh, kau dan kawan sekelas kan punya tujuan yang sama, ingin naik kelas dan lulus tepat waktu, namun Ompung yakin kalian punya cara yang berbeda beda dalam belajar dan mengerjakan tugas. Macam kau lah nei, asik marmeami, tidak pernah belajar."

    "Ahk Ompung ini, rajin nya aku belajar Ompung, doakan lah" sahut Jona.

    "Iya iya, Ompung akan selalu doakan. Sudah, pulang lah, sepertinya akan turun hujan ini, nanti kemalaman kau,"

    "Baik Ompung, Jona pulang dulu ya Ompung, terimakasih banyak sudah mau bercerita, sekarang Jona tidak asal lagi dalam menilai orang lain bersikap." ucap Jona.

    "Ucap terimakasih sama Tuhan saja, sudah memberikan Ompung panjang umur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun