Dan dalam jangka waktu tertentu setelah budaya tersebut secara konsisten dilestarikan oleh masyarakat, akan bertransformasi menjadi sebuah peradaban. Ketika sudah menjadi sebuah peradaban akan menjadi mustahil untuk dirubah. Bumi ini telah menjadi saksi bisu dimana peradaban manusia telah muncul silih berganti.Â
Jadi kita bisa memahami bahwa kasus audrey lahir dari proses panjang dan kompleksitas interaksi manusia. Kasus tersebut mewakili kebiasan-kebiasaan yang kita pelihara dalam bermasyarakat. Contohnya di kasus ini adalah kebiasaan terlalu mudah menghakimi sesuatu.Â
Tindakan pelaku yang terlalu mudah menghakimi korban secara fisik, dilanjutkan oleh tindakan kita yang menghakimi para pelaku dengan opini brutal. Dan lingkaran kejadian ini terus berulang di masyarakat. Sederhananya kehadiran diri kita mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya masyarakat juga mempengaruhi diri kita, ini menjadi sebuah lingkaran interaksi yang terus berulang.Â
Tapi segala sesuatu ada sumbernya atau pemicu awal. Bila merujuk pada hal di atas maka sumber segala sesuatu yang terjadi di masyarakat sebenarnya diri kita sendiri. Mulai dari diri kita masyarakat itu ada, mulai dari diri kita bangsa ini ada.Â
Masyarakat kita adalah cerminan dari diri kita pribadi. Karena kita mentransfer segala sesuatu yang kita miliki ke masyarakat. Pikiran, perasaan, ucapan, tindakan; semua kita transfer.Â
Bila kita menginginkan masyarakat yang lebih baik; cara yang paling sederhana adalah menyempurnakan diri kita. Bukan berarti diri kita menjadi pihak yang salah dalam hal ini, melainkan diri kita mempunyai peran yang signifikan dalam merubah kondisi masyarakat ke arah yang baik.Â
Melakukan instropeksi pada diri kita sendiri akan jauh lebih bermanfaat dibanding menyalahkan pelaku ataupun menyalahkan masyarakat, karena merubah dua hal tersebut sudah di luar jangkauan kita pribadi. Walaupun perlu diakui juga, bahwa secara tidak sadar kita cenderung memandang diri kita sebagai pribadi yang sudah baik, dan itu normal.Â
Tapi akan selalu ada sesuatu dari diri kita yang bisa disempurnakan baik itu hal besar maupun kecil. Yang akan menambah nilai-nilai luhur yang mengakar dalam diri kita.Â
Akal dan hati kita menjadi modal utama dalam meluhurkan diri kita. Dengan menyempurnakan diri kita maka akan selalu ada harapan untuk memulai siklus peradaban baru yang lebih baik bagi negeri ini.
Seperti yang dikatakan oleh Jalaludin Rumi, seorang sufi besar dari abad ke 13 masehi: " Kemarin saya pintar, maka saya ingin mengubah dunia. Hari ini saya bijak, maka saya mengubah diri saya sendiri.".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H