Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Hanya Siswa yang Disuruh Belajar: Create "a Teacher-to-Teacher" Learning Community, Please!

16 Februari 2023   00:48 Diperbarui: 16 Februari 2023   15:50 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat diartikan sebagai konsep pembelajaran dimana siswa didorong untuk menarik kaitan antara apa yang telah mereka pelajari di kelas dan peran mereka sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara melalui penggunaan konsep pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). 

Goal dari pembelajaran  holistik dan kontekstual adalah untuk menjamin kebermaknaan pembelajaran bagi siswa. Pembelajaran bermakna (meaningful teaching and learning). Apa yang perlu diketahui siswa untuk menjadikan pembelajaran mereka bermakna adalah informasi tentang apa yang akan mereka peroleh dari proses tersebut. Siswa akan dapat menggunakan keunggulan ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tentang Komunitas Belajar Guru

Guru harus cukup kompeten untuk mengakomodasi berbagai tingkat kecerdasan dan keterampilan siswa. Kewajiban guru tetap mengharuskan terlibat dalam percakapan ilmiah dan bekerja sama dengan sesama guru. Agar perasaan dalam kelompok semua orang selaras dengan visi kolektif dan mendorong semua orang untuk bertindak. Di sini, pendidik dapat berbagi ide dan berkolaborasi dalam pelajaran di hadapan sesama guru. Akibatnya, pendidik berada dalam posisi untuk memotivasi guru lain untuk terlibat dalam praktek pedagogis konstruktif dalam komunitas belajar. 

Alasan yang paling masuk akal adalah bahwa tugas berat guru untuk menciptakan belajar yang ideal adalah salah satu yang menginspirasi siswa untuk bekerja keras menuju tujuan mereka untuk menguasai materi pelajaran. Siswa lebih mungkin untuk berhasil secara akademis ketika mereka melepaskan diri dari norma-norma komunitas mereka tentang kegiatan belajar yang mereka sukai. 

Learning Community siswa membutuhkan guru yang kompeten, mau belajar, dan terus belajar melalui pengalaman keterampilan pembelajarannya. Bagaimana mungkin seorang guru dapat menjadi pengajar dan pendidik yang baik ketika dirinya tidak pernah mau belajar dari pengalaman pembelajarannya?

Memaksimalkan Fungsi MGMP untuk terciptanya Teacher's Learning Community

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), selama ini dipandang belum menunjukkan peran dan fungsinya yang maksimal terkait pengembangan diri guru. Guru peserta MGMP masih sering ketahuan melakukan D3P (Datang, Duduk, Dengar, Pulang). Jika kondisi ini terus berlanjut, dapat diduga, mau MGMP setiap hari pun tidak akan pernah membuahkan apa-apa. 

Memang sulit untuk mengubah paradigma atau mindset para guru tentang MGMP. Tapi jika tidak dimulai dari sekarang, lalu kapan lagi? Seharusnya MGMP itu berperan sebagai Teacher's Learning Community (TLC). 

TLC itu apa? TLC itu didasarkan pada filosofi Education Learning Community (ELC), yaitu komunitas belajar di mana semua anggota memperoleh ide-ide baru dan menerima tanggung jawab untuk membuat organisasi berjalan. Tugas pemimpin pendidikan adalah mengubah tujuan organisasi sehingga pembelajaran dihargai untuk semua peserta.

Maka, TLC adalah komunitas praktik di mana sekelompok guru dari berbagai disiplin ilmu (atau setidaknya dari satu disiplin ilmu yang sama) bertemu secara teratur untuk membahas topik-topik yang menjadi minat bersama dan untuk belajar bersama bagaimana meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun