Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

MC Walimah Adat Jawa Mulai Langka

15 Februari 2023   14:32 Diperbarui: 15 Februari 2023   20:56 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandu acara pernikahan dengan adat Jawa yang biasa kita sebut MC atau pambioworo belakangan ini mulai langka

Hal ini menjadi fenomena, bahkan kegelisahan tersendiri bagi para orang tua yang hendak menikahkan anaknya.

Peran Pambioworo (MC) ini sangat krusial. Meskipun sebenarnya di era sekarang bisa saja sebuah pesta pernikahan memanfaatkan jasa MC yang menggunakan bahasa Indonesia.

Namun, bagi sebagian kalangan tertentu apalagi di desa desa di wilayah Jawa ini agaknya masih canggung untuk mengundang MC Bahasa Jawa di pesta pernikahan Putra/Putrinya.

Sumber Gambar: Dokpri 
Sumber Gambar: Dokpri 

Kelangkaan tidak lain karena semakin menurunnya minat genarasi muda suku Jawa untuk belajar bahasa Jawa.

Sementara, di sekolah atau madrasah, pelajaran Bahasa Jawa (kalaupun masih ada), itupun masih sebatas mengajarkan hono coroko.

Fakta ini tentu harus direspon oleh pihak pihak tertentu yang bertanggung jawab atas kelestarian seni Jawa.

Menjadi MC berbahasa Jawa itu sejatinya sangat mudah bagi yang memiliki bakat dan minat.

Namun, harus diakui bahwa bahasa Jawa memiliki sekian banyak strata, maka ini berakibat semakin mempersulit bagi yang kurang bakat dan kurang minat.

Ada baiknya sekolah sekolah di Jawa mulai memperkuat pembelajaran bahasa Jawa ini karena beberapa alasan:

1. Bahasa Jawa itu bagian dari kekayaan budaya nasional, maka tentu tidak boleh punah.

2. Masyarakat Jawa masih memegang nilai, norma dan kultur yang diajarkan nenek moyangnya. Ini sebuah peluang besar bagi pengembangan bahasa Jawa.

3. Harus disediakan peluang atau kesempatan berekspresi dengan titik tekan pada pembudayaan Jawa dan Penguatan Bahasa Jawa.

Untuk itu, seiring dengan Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Pemerintah, tentunya hal ini harus menjadi semacam sinyal, bahwa Pemerintah RI sedang membuka peluang seluas luasnya bagi para guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan konteks satuan pendidikan masing masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun