Pemandu acara pernikahan dengan adat Jawa yang biasa kita sebut MC atau pambioworo belakangan ini mulai langka
Hal ini menjadi fenomena, bahkan kegelisahan tersendiri bagi para orang tua yang hendak menikahkan anaknya.
Peran Pambioworo (MC) ini sangat krusial. Meskipun sebenarnya di era sekarang bisa saja sebuah pesta pernikahan memanfaatkan jasa MC yang menggunakan bahasa Indonesia.
Namun, bagi sebagian kalangan tertentu apalagi di desa desa di wilayah Jawa ini agaknya masih canggung untuk mengundang MC Bahasa Jawa di pesta pernikahan Putra/Putrinya.
Kelangkaan tidak lain karena semakin menurunnya minat genarasi muda suku Jawa untuk belajar bahasa Jawa.
Sementara, di sekolah atau madrasah, pelajaran Bahasa Jawa (kalaupun masih ada), itupun masih sebatas mengajarkan hono coroko.
Fakta ini tentu harus direspon oleh pihak pihak tertentu yang bertanggung jawab atas kelestarian seni Jawa.
Menjadi MC berbahasa Jawa itu sejatinya sangat mudah bagi yang memiliki bakat dan minat.
Namun, harus diakui bahwa bahasa Jawa memiliki sekian banyak strata, maka ini berakibat semakin mempersulit bagi yang kurang bakat dan kurang minat.