Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepemimpinan Digital: Apa dan Bagaimana Implementasinya?

8 Februari 2023   01:36 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:15 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://quixy.com

"Paradigma Digital Leadership (DL) yang muncul tampaknya memiliki karakteristik kepemimpinan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam lingkungan digital, seperti komunikasi, pengaturan arah, transparansi, kepercayaan, ketangkasan, kolaborasi, inovasi, pemberdayaan, dan kemampuan beradaptasi. Juga, DL harus mengelola kapabilitas dinamis organisasi sambil mengejar orientasi pasar untuk berkembang dalam skenario bisnis yang berubah dengan cepat (FB Tigre dkk.:2022) ."

Sumber Gambar: https://ewor.io/
Sumber Gambar: https://ewor.io/

Alasan pentingnya Kepemimpinan Digital

"Pemimpin digital akan menetapkan visi, memengaruhi orang-orangnya, menentukan proses, mencari peningkatan berkelanjutan, dan melacak dampak"

Kepemimpinan Digital layak dipelajari karena dalam tren digital saat ini, peran kepemimpinan sangat penting dalam mendorong proses pengambilan keputusan yang cepat dan mempromosikan perubahan (Jckli & Meier, 2020). Mempelajari fenomena kepemimpinan digital relevan karena pentingnya bagi organisasi, karena transformasi digital menuntut para pemimpin untuk menemukan cara baru untuk berkembang di saat ketidakpastian (Matzler dkk: 2018). 

Munculnya teknologi digital telah menekankan kebutuhan untuk mempelajari peran kepemimpinan, karena menggabungkan teknologi digital ke dalam studi kepemimpinan membuat topik ini semakin menantang (Nel, 2019). Karena kepemimpinan bersifat spesifik konteks, di saat ketidakpastian dan kompleksitas, kepemimpinan yang siap sangat penting (Bolden & Regan, 2016). Seperti Cortellazzo dkk. (2019) menyatakan dalam ulasan tentang kepemimpinan dan dunia digital, pemimpin sangat penting untuk mengembangkan budaya digital yang memungkinkan proses kolaboratif dalam skenario kompleks dengan perhatian etis.

Kepemimpinan Digital akan terus menjadi topik paling hangat dalam perdebatan ilmiah para ahli, karena konsep ini dipandang belum terlalu dewasa dalam kancah diskusi ilmiah (FB Tigre dkk.:2022). Kepemimpinan Digital harus memiliki kombinasi keterampilan kepemimpinan yang diidentifikasi dengan wawasan dari masa lalu, dengan pola pikir yang gesit untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang cepat berubah.

Penelitian oleh  Tulungen dkk. (2022)  menemukan bahwa Digital Leadership berpengaruh signifikan terhadap Organization Performance dan Digital Skills. Sedangkan Digital Skill berpengaruh positif terhadap Organizational Performance namun tidak berpengaruh signifikan. Hubungan tidak langsung antara Digital Leadership dengan Organizational Performance melalui Digital Skills tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian oleh Zhu dkk. (2022) menemukan bahwa: (a) kepemimpinan digital berpengaruh positif terhadap kreativitas karyawan. (b) employee job crafting memediasi hubungan antara kepemimpinan digital dan kreativitas karyawan. (c) kecocokan orang-organisasi secara positif memoderasi hubungan antara kepemimpinan digital dan pembuatan pekerjaan karyawan. (d) kecocokan orang-organisasi secara positif memoderasi efek tidak langsung dari kepemimpinan digital pada kreativitas karyawan melalui pembuatan pekerjaan karyawan

 Apa sebenarnya Kepemimpinan Digital itu?

Kepemimpinan digital adalah seni menggunakan teknologi digital untuk mencapai hasil bisnis yang diinginkan. Ini mencakup berbagai keterampilan dan kemampuan, termasuk tetapi tidak terbatas pada transformasi digital, strategi digital, inovasi, dan manajemen perubahan.

Kepemimpinan digital bukanlah tentang alat yang mencolok, tetapi pola pikir strategis yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan apa yang kita lakukan, sambil mengantisipasi perubahan yang diperlukan untuk menumbuhkan budaya organisasi yang berfokus pada keterlibatan semua pihak dan pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan digital adalah konstruksi kepemimpinan yang ditransformasikan yang tumbuh dari hubungan simbiosis antara pemimpin dengan teknologi.

Kepemimpinan digital adalah penggunaan aset digital organisasi secara strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan digital dapat ditujukan pada tingkat organisasi dan individu. Pemimpin digital bersedia mengeksplorasi bagaimana teknologi informasi (TI) dapat digunakan untuk membantu organisasi menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan dan perubahan kebutuhan bisnis. 

Pemimpin digital yang sukses memahami pentingnya, dan bertanggung jawab atas, data masuk dan proses dalam perusahaan yang mendukungnya, serta informasi digital keluar yang dihasilkan perusahaan di berbagai ekosistem tempat perusahaan berpartisipasi.

Tujuh Pilar Kepemimpinan Digital

1. Komunikasi

Pemimpin harus mampu memberikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan secara real time melalui berbagai perangkat yang ada. Metode  konvensional seperti papan pengumuman yang bersifat mono arah, tidak lagi cukup membuat stakeholder terlibat dalam komunikasi organisasi. Informasi penting dapat dikomunikasikan melalui berbagai perangkat media sosial gratis dan strategi implementasi sederhana untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan di era digital. Kepemimpinan digital adalah tentang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam komunikasi dua arah (musyarakah).

2. Kehumasan (public relation)

2. Humas
Pemimpin digital harus mampu menjadi "tukang humas" atau tukang cerita yang ajaib. Media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk "mengisahkan" semua visi pemimpin. 

Demikian sebaliknya, stakeholder juga dapat "mengisahkan" semua problem yang mungkin mereka dapatkan selama melaksanakan tugas organisasi. Melalui media sosial, pemimpin dapat mengontrol apa yang benar-benar sedang terjadi secara positif, dan menciptakan sebuah "lingkungan"kehidupan organisasi yang ramah antar sesama. Upaya ini akan berdampak pada mendistorsi kemungkinan rendahnya transparansi kepemimpinan yang sedang "benar-benar" dibutuhkan di era retorika negatif dalam lingkup organisasi. 

3. Memberi Merk pada Organisasi

Memberi merk artinya bahwa pemimpin harus mampu menunjukkan kepada pelanggan internal maupun eksternal, bahwa organisasi mereka bukanlah organisasi "kacangan". Organisasi mereka adalah organisasi profesional. Menurut ilmu Bisnis dan atau ilmu keorganisasian, telah lama "disepakati" bahwa nilai branding (merk) dan dampaknya terhadap konsumen (pengguna) produk organisasi sangatlah signifikan, terlebih lagi untuk para calon konsumen. 

Pemimpin dapat memanfaatkan alat media sosial untuk menciptakan kehadiran merek positif yang menekankan aspek positif dari budaya organisasi, meningkatkan kebanggaan masyarakat, dan membantu menarik/mempertahankan eksistensi organisasi sebagai tempat berteduh yang nyaman bagi semua kalangan.

4. Keterlibatan Semua Pihak dalam Pengambilan Keputusan Organisasi

Anggota organisasi harus turut dilibatkan dalam semua aspek kegiatan organisasi. Karena jika mereka tidak terlibat, itu artinya tidak dapat diukur seberapa hebat mereka telah melakukan upaya pencapaian organisasi.  Pemimpin digital perlu memahami bahwa organisasi harus mencerminkan kehidupan nyata dan membiarkan semua pihak menerapkan apa yang telah mereka pelajari melalui penggunaan alat yang mereka gunakan di luar organisasi.

Para pemimpin digital memahami bahwa kita harus menempatkan alat dunia nyata di tangan stakeholder organisasi dan mengizinkan mereka membuat artefak kegiatan yang menunjukkan penguasaan mereka dalam bekerja untuk organisasi. Ini adalah perubahan mindset yang penting karena berfokus pada peningkatan rangkaian keterampilan penting seperti komunikasi, kolaborasi, kreativitas, literasi media, keterhubungan global, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah, yang dituntut masyarakat.

5. Pertumbuhan/Pengembangan Profesional
Dengan maraknya media sosial,organisasi tidak lagi harus menjadi gagap informasi dan para pemimpin tidak perlu merasa seperti berada di pulau terpencil yang kekurangan dukungan dan umpan balik. 

Para pemimpin dapat membentuk Personal Working Network (PWN) mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan anggota yang relatif beragam, memperoleh sumber daya, mengakses pengetahuan, menerima umpan balik, terhubung dengan pakar di bidang tertentu maupun praktisi, dan mendiskusikan strategi yang telah terbukti untuk meningkatkan mutu pekerjaan mereka untuk organisasi. Para pemimpin harus menyadari cara memanfaatkan dan memberdayakan banyak alat gratis untuk melayani kebutuhan stakeholder organisasi.

6. Mengubah Ruang dan Lingkungan Organisasi
Setelah para pemimpin memahami pilar dan bagaimana menggunakannya untuk memulai perubahan berkelanjutan, langkah selanjutnya adalah mulai mengubah ruang dan lingkungan organisasi yang mendukung keahlian penting dan selaras dengan dunia nyata. Pemimpin harus mulai menetapkan visi dan rencana strategis untuk menciptakan seluruh bangunan kantor organisasi yang didedikasikan untuk kegiatan organisasi yang lebih familiar secara digital. Untuk melakukannya, pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik dan dinamika yang mewujudkan ruang dan lingkungan organisasi yang inovatif.

7. Pandai mencari dan menciptakan Peluang
Penting bagi para pemimpin untuk secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan program, sumber daya, dan pengembangan profesional yang ada. Pemimpin digital memanfaatkan koneksi yang dibuat melalui teknologi dan meningkatkan peluang untuk melakukan peningkatan di berbagai bidang budaya organisasi.

Pemimpin harus menjadi katalis perubahan dan pilar yang diidentifikasi di atas melalui pemberian kerangka kerja yang jelas. Masing-masing kritis dalam haknya sendiri untuk mengubah dan mempertahankan budaya organisasi yang positif. Dengan menangani masing-masing pilar kepemimpinan digital ini, para pemimpin dapat mulai mengubah dan mentransformasikan organisasi mereka masing-masing menjadi organisasi yang produktif di era digital, sambil melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kepemimpinan digital dimulai dengan mengidentifikasi hambatan untuk berubah, dan solusi khusus untuk mengatasinya guna mentransformasikan organisasi di era digital.

Contoh Kepemimpinan Digital


Kepemimpinan digital tidak khusus untuk industri tertentu tetapi ada di seluruh bidang Kepemimpinan pada organisasi apapun di berbagai belahan dunia.

Salah satu contohnya berasal dari industri perkapalan Asia Selatan lebih dari 20 tahun yang lalu. Pada saat itu, penggunaan komputer untuk menghasilkan pesanan pembelian elektronik masih dalam tahap awal. Negara-negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Indonesia dan Singapura bersaing ketat untuk menjadi pelabuhan asal pengiriman barang dan barang dagangan dalam perdagangan internasional.

Seiring waktu, negara-negara tersebut menyadari bahwa jika mereka tidak dapat bersatu dan membangun kepemimpinan digital, mereka akan tertinggal dari kepentingan Eropa dan Amerika. Pada tahun 1994, Korea Selatan menyusun undang-undang nasional pertama tentang perdagangan elektronik (e-commerce) hampir tujuh tahun sebelum Amerika Serikat memberlakukan kerangka hukum nasional untuk pembelian online (Jeffrey Ritter, University of Oxford).

Kita hidup di era transformasi digital dan sebagian besar bisnis mulai beralih ke platform online. Digitalisasi telah menjadi salah satu tujuan bisnis. Dengan kepemimpinan digital yang sangat baik, adalah mungkin untuk mengikuti inovasi teknologi ini. Dibutuhkan strategi yang tepat, memiliki visi, mudah beradaptasi, berani mengambil risiko, memiliki sumber daya, dan sebagainya (https://ewor.io/:2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun