Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Susu: Indonesia Bukan Kolam Susu

15 November 2024   09:11 Diperbarui: 15 November 2024   09:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Peternak dan pengepul bisa membentuk asosiasi untuk menjaga standar kualitas produk dan meningkatkan negosiasi dengan pabrik pengolah susu. Langkah ini bisa menciptakan kesepakatan bersama dan membangun citra positif produk susu lokal.

 Penggunaan teknologi sederhana dalam proses produksi dan penyimpanan bisa membantu peternak kecil mengurangi kerugian akibat susu yang tidak terjual. Teknologi ini tidak perlu mahal; pemerintah bisa berperan dalam menyediakan teknologi yang terjangkau dan sesuai dengan kondisi peternak lokal.

Polemik susu di Indonesia menjadi bukti bahwa konsep "Kolam Susu" masih jauh dari kenyataan. Namun, ini tidak berarti kita harus menyerah dan bergantung pada impor selamanya. Pemerintah, peternak, dan pengusaha harus bersinergi dalam mencari solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan produksi susu dalam negeri tetapi juga memastikan kualitasnya. 

Dengan kebijakan yang mendukung produksi lokal, peningkatan teknologi, serta pengawasan ketat, Indonesia mungkin bisa mewujudkan cita-cita sebagai negara yang mandiri di bidang pangan, termasuk di sektor susu.

Langkah-langkah ini akan membawa kita lebih dekat ke visi Koes Plus: "Tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman." Dengan semangat gotong royong, "Kolam Susu" tak hanya jadi lirik lagu, tapi bisa menjadi kenyataan bagi kita semua.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun