Peternak dan pengepul bisa membentuk asosiasi untuk menjaga standar kualitas produk dan meningkatkan negosiasi dengan pabrik pengolah susu. Langkah ini bisa menciptakan kesepakatan bersama dan membangun citra positif produk susu lokal.
 Penggunaan teknologi sederhana dalam proses produksi dan penyimpanan bisa membantu peternak kecil mengurangi kerugian akibat susu yang tidak terjual. Teknologi ini tidak perlu mahal; pemerintah bisa berperan dalam menyediakan teknologi yang terjangkau dan sesuai dengan kondisi peternak lokal.
Polemik susu di Indonesia menjadi bukti bahwa konsep "Kolam Susu" masih jauh dari kenyataan. Namun, ini tidak berarti kita harus menyerah dan bergantung pada impor selamanya. Pemerintah, peternak, dan pengusaha harus bersinergi dalam mencari solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan produksi susu dalam negeri tetapi juga memastikan kualitasnya.Â
Dengan kebijakan yang mendukung produksi lokal, peningkatan teknologi, serta pengawasan ketat, Indonesia mungkin bisa mewujudkan cita-cita sebagai negara yang mandiri di bidang pangan, termasuk di sektor susu.
Langkah-langkah ini akan membawa kita lebih dekat ke visi Koes Plus: "Tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman." Dengan semangat gotong royong, "Kolam Susu" tak hanya jadi lirik lagu, tapi bisa menjadi kenyataan bagi kita semua.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H