Fokus pada Target Terukur dan Profesionalitas Menteri
Prabowo menerapkan model manajerial yang sangat fokus pada hasil, di mana setiap kementerian diberikan target yang spesifik dan waktu penyelesaian yang ketat.Â
Selain swasembada pangan, pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi target prioritas yang harus rampung sebelum 2028.Â
Setelah Mahkamah Konstitusi memberikan putusan terkait upah minimum, Prabowo langsung meminta jajaran menterinya untuk menyusun formula upah minimum yang definitif paling lambat 8 November.
Dalam hal ini, Prabowo tidak memaksakan metode tertentu kepada para menterinya; ia memberi ruang untuk inovasi dan fleksibilitas dalam pencapaian target.Â
Para menteri diberi tanggung jawab penuh untuk menentukan strategi masing-masing dalam mencapai target yang telah ditetapkan.Â
Dengan gaya ini, Prabowo mendorong para pembantunya untuk mengedepankan profesionalitas dan hasil nyata.Â
Ia mengharapkan para menteri mampu menghadirkan solusi yang efektif dan efisien, tanpa terlalu bergantung pada arahan teknis dari Presiden.
Tantangan Gaya Manajerial Prabowo-Gibran
Meski model manajemen ini terlihat menjanjikan, tantangan tentu tetap ada. Pertama, pendekatan berfokus hasil membutuhkan sumber daya dan koordinasi yang matang antar-kementerian.Â
Di satu sisi, target ambisius seperti swasembada pangan dan pembangunan infrastruktur IKN dapat meningkatkan percepatan pembangunan.Â
Namun, jika tidak disertai dukungan teknis dan anggaran yang memadai, tantangan akan lebih berat.