Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, gaya manajerial dan pembagian tugas keduanya mulai terlihat jelas.Â
Baru dua minggu sejakKeduanya menunjukkan dinamika pemerintahan yang terukur dan efisien, dengan pembagian peran yang seimbang dan profesional.Â
Prabowo fokus menetapkan arah kebijakan dan target besar, sementara Gibran lebih banyak bergerak di lapangan, melakukan inspeksi langsung untuk memastikan kualitas dan progres setiap proyek pembangunan berjalan sesuai rencana.
Pembagian Tugas yang Jelas
Dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, Presiden Prabowo bertanggung jawab menetapkan strategi dan target utama, sedangkan Gibran lebih menitikberatkan pada pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di lapangan.Â
Setiap hari, Prabowo mengadakan pertemuan intensif dengan jajaran menteri untuk mendiskusikan strategi pembangunan.Â
Sejak dilantik, ia telah memberikan arahan yang jelas dan terukur bagi setiap kementerian, dengan target-target yang disebut "quick wins" sebagai capaian awal yang mesti diraih.Â
Misalnya, target swasembada pangan pada 2028 menjadi perhatian utama di sektor pertanian. Sementara itu, Menteri Perumahan ditargetkan untuk membangun tiga juta rumah dalam lima tahun ke depan guna mengatasi kekurangan hunian.
Gibran, di sisi lain, telah beberapa kali melakukan "blusukan" atau kunjungan mendadak ke berbagai proyek pembangunan untuk mengecek langsung progres dan kualitas pekerjaan.Â
Ini terlihat sejak hari pertama pelantikannya. Dalam beberapa kesempatan, ia terlihat berinteraksi dengan masyarakat dan pekerja di lapangan, mendengarkan masukan serta melihat kendala yang dihadapi di level operasional.Â
Pendekatan ini menunjukkan ketertarikan Gibran pada realita di lapangan dan komitmen untuk menjaga kualitas hasil pembangunan.
Fokus pada Target Terukur dan Profesionalitas Menteri
Prabowo menerapkan model manajerial yang sangat fokus pada hasil, di mana setiap kementerian diberikan target yang spesifik dan waktu penyelesaian yang ketat.Â
Selain swasembada pangan, pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi target prioritas yang harus rampung sebelum 2028.Â
Setelah Mahkamah Konstitusi memberikan putusan terkait upah minimum, Prabowo langsung meminta jajaran menterinya untuk menyusun formula upah minimum yang definitif paling lambat 8 November.
Dalam hal ini, Prabowo tidak memaksakan metode tertentu kepada para menterinya; ia memberi ruang untuk inovasi dan fleksibilitas dalam pencapaian target.Â
Para menteri diberi tanggung jawab penuh untuk menentukan strategi masing-masing dalam mencapai target yang telah ditetapkan.Â
Dengan gaya ini, Prabowo mendorong para pembantunya untuk mengedepankan profesionalitas dan hasil nyata.Â
Ia mengharapkan para menteri mampu menghadirkan solusi yang efektif dan efisien, tanpa terlalu bergantung pada arahan teknis dari Presiden.
Tantangan Gaya Manajerial Prabowo-Gibran
Meski model manajemen ini terlihat menjanjikan, tantangan tentu tetap ada. Pertama, pendekatan berfokus hasil membutuhkan sumber daya dan koordinasi yang matang antar-kementerian.Â
Di satu sisi, target ambisius seperti swasembada pangan dan pembangunan infrastruktur IKN dapat meningkatkan percepatan pembangunan.Â
Namun, jika tidak disertai dukungan teknis dan anggaran yang memadai, tantangan akan lebih berat.
Kedua, memberikan kebebasan kepada menteri untuk menentukan cara mereka sendiri bisa menjadi pedang bermata dua.Â
Tanpa sinergi dan komunikasi yang efektif antar-kementerian, setiap menteri mungkin fokus pada targetnya masing-masing, yang bisa menyebabkan benturan kebijakan atau bahkan inefisiensi.Â
Untuk itu, Prabowo perlu memastikan ada komunikasi lintas kementerian yang kuat dan mekanisme evaluasi yang rutin untuk mengukur pencapaian dan mengatasi hambatan.
Apresiasi terhadap Pendekatan Profesionalitas
Pendekatan yang diambil Prabowo-Gibran, yang mengutamakan profesionalitas dan hasil terukur, merupakan langkah positif yang patut diapresiasi.Â
Di tengah tantangan global dan dinamika ekonomi yang kompleks, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengarahkan pemerintahan dengan fokus yang jelas.Â
Dengan target dan parameter yang terukur, pemerintahan Prabowo-Gibran memberikan harapan bagi masyarakat bahwa setiap kebijakan yang diambil bukan sekadar wacana, melainkan langkah nyata menuju hasil konkret.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan model manajemen yang fokus pada target, evaluasi rutin, dan keterlibatan langsung di lapangan, Prabowo-Gibran memiliki potensi untuk membawa Indonesia menuju visi "Indonesia Emas 2045."Â
Gaya kepemimpinan ini, jika konsisten diterapkan, bisa mempercepat tercapainya cita-cita menjadi negara maju, kuat, dan sejahtera pada tahun tersebut.Â
Keberhasilan mereka akan sangat bergantung pada konsistensi, transparansi, dan kemampuan para menteri untuk menerjemahkan arahan menjadi aksi nyata di lapangan.
Gaya pemerintahan yang diterapkan oleh Prabowo-Gibran ini mungkin bukan tanpa tantangan, tetapi dengan keseriusan dan komitmen yang mereka tunjukkan, masyarakat Indonesia bisa optimis bahwa langkah-langkah yang diambil adalah untuk kemajuan bangsa.Â
Kita harapkan agar keprofesionalan dan fokus hasil yang ditekankan Prabowo dapat menjadi acuan bagi pemerintahan berikutnya dalam membangun negeri ini.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H