Ada beberapa yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Namun, kendala sering muncul ketika jabatan menteri diberikan berdasarkan kepentingan politik semata, bukan karena kapasitas profesional.
Prabowo Subianto tampaknya memahami dilema ini. Sejak awal kampanyenya, Prabowo berjanji untuk mengutamakan orang-orang yang kapabel dan memiliki rekam jejak yang solid. Namun, dia juga realistis bahwa dalam demokrasi dengan sistem multipartai seperti Indonesia, kompromi politik adalah keniscayaan.Â
Oleh karena itu, zaken kabinet dan dalam konteks Indonesia mungkin akan mengombinasikan para profesional dan figur dari partai, asalkan figur dari partai tersebut benar-benar kompeten di bidangnya.
Harapan dan Realitas
Pembentukan zaken kabinet tentu saja bukan hal yang mudah di Indonesia. Namun, Prabowo, dengan reputasinya sebagai seorang yang tegas dan visioner, mungkin saja mampu mendorong terciptanya kabinet yang lebih profesional. Meskipun tidak bisa sepenuhnya terlepas dari pengaruh partai, jika menteri-menteri yang dipilih memang memiliki keahlian dan rekam jejak yang sesuai, Indonesia bisa mendapatkan kabinet yang kuat dan mampu menjawab tantangan zaman.
Dalam beberapa bulan ke depan, publik akan melihat apakah Prabowo akan menepati janji-janji ini dan sejauh mana kompromi politik harus dilakukan. Mungkinkah zaken kabinet terbentuk? Mungkin saja, selama Prabowo mampu menyeimbangkan antara idealisme dan realitas politik yang ada.
Harapan besar ada pada kabinet baru ini. Mari kita nantikan langkah-langkah yang akan diambil, dan siapa saja yang akan diamanahkan untuk mengabdi kepada negeri.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H