Dukungan FPI terhadap figur politik nasional juga ditunjukkan saat pemilu 2004. Saat itu FPI kembali mendukung Wiranto sebagai calon presiden bahkan mengirimkan dai-dai ke daerah-daerah untuk mendiskreditkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pesaing terberat Wiranto.
Di tahun 2019 ini, kembali FPI menunjukan kiprahnya di dunia politik dengan mendukung Prabowo Subianto. Keterpihakan ini mudah di mengerti dengan melihat lintasan sejarah hubungan dekat sejak awal Ormas ini dengan Prabowo seperti telah diungkapkan di atas tadi.Â
Melihat semua ini, maka hal yang Penulis sampaikan di atas tadi bahwa semangat "FPI tidak pernah mati" memang mempunyai argumentasi cukup kuat.
Seandainya pun sebagai organisasi resmi, FPI bisa ditutup tapi semangat dan fungsi ormas seperti FPI pasti akan tetap hidup.Â
Harap juga diingat di sini, bukan hanya FPI yang punya warna militan dan ekslusif di negara ini. Masih banyak ormas lain sejenis yang masih eksis.Â
Jadi menghentikan FPI bukan hanya mencabut ijin.Â
Ya, selagi pemerintah masih gamang untuk menindak tegas ormas sejenis  dan jika masih ada pejabat, aparat serta politikus yang membekingi dan memanfaatkan mereka, maka jangan harap semangat "FPI - FPI" ini akan mati. ***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H