Menyebarkan ketidakpastian dan kecurigaan ke media masa jelas bertujuan untuk menyerang kubu seberang.
Tapi semua itu seolah normal sebab suasana dan aura yang ada di sekitar Ratna memang bagai ekstasi yang menghilangkan pikiran positif dan cara - sportif untuk memenangkan pertandingan.
Jadi sebenarnya, walau Ratna adalah pelaku kabar bohong itu, namun dia juga adalah korban pengaruh negatif lingkungan dan rekan kelompoknya.
Pada saat seseorang berusaha mencari cara curang dan trik untuk berbohong, maka dia akan hidup dalam suatu ilusi kebohongan itu.Â
Kebohongan yang berulang dilakukan akan menyebabkan orang tersebut akan merasa kebohongan itu menjadi realita.
Saat inipun nampaknya pengaruh itu belum hilang. Â Rasa setia kawan Ratna belum sirna. Meski dia ditinggal sendirian.Â
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Ratna begitu yakin bahwa yang ia bela pasti dapat melakukan apa yang ia cita - citakan. Walau dia telah alami sendiri orang yang dia bela tidak berusaha membantunya.
Sampai kapan keyakinan itu tidak luntur?
Ya, Â mungkin itulah namanya cinta yang terkadang memang buta.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H