Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kartu Pra Kerja, Terobosan atau Pemborosan?

9 Maret 2019   19:08 Diperbarui: 10 Maret 2019   12:22 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Pos Kampung Melayu, Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015). (KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES)

Hanya saja nampaknya program ini belum benar- benar dilakukan. Akibatnya memang pengaruh nya hampir tidak nampak untuk penanggulangan pengangguran.

Jika kartu pra - kerja ini diluncurkan, sebaiknya program yang belum serius dan terpecah - pecah ini bisa ditingkatkan mutunya. BLK - BLK itu benar - benar menjadi tempat pelatihan untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan lapangan pekerjaan. 

Gaji atau uang tunggu bagi yang belum mendapatkan pekerjaan diharapkan tidak menjadi alasan untuk berleha - leha. 

Tenaga terampil yang sudah mereka dapat tentu jangan di sia - siakan. Sebelum mendapatkan tempat kerja resmi tentu tenaga mereka tetap bisa menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka dapatkan di BLK tersebut.

Dan tentu saja, harus diperbanyak keterampilan berwirausaha dan wiraswasta daripada persiapan menjadi pekerja dengan orang lain. Dalam hal ini, kartu pra kerja ini bisa dikombinasikan dengan program permodalan dengan bunga kecil seperti KUR dan bahkan subsidi. Artinya pemegang kartu pra kerja yang sudah dilatih berhak mengakses Sumber dana tersebut.

Agar pelatihan yang mereka dapatkan memang sesuai kebutuhan, perlu dijalin kerjasama dengan pabrik, institusi dan dan industri. Kerja sama itu bisa menyangkut biaya, peralatan kerja dan pelatih profesional.

Jadi dalam hal ini biaya tidak hanya ditanggung pemerintah saja. 

Jika progam ini bisa dilakukan seperti di atas, penulis yakin, kartu pra - kerja itu tidak sia - sia apalagi pemborosan.

Kritik mengenai lebih baik biaya untuk para pemegang kartu pra - kerja ini diberi pada pegawai honorer, penulis kira kurang relevan. Karena pemerintah juga sudah menyiapkan dana dan program untuk mereka. Soal dananya cukup atau tidak sangat lah relatif. 

Memang program seperti ini belum ada di dunia, termasuk di negara maju sekalipun. Biasanya di negara maju, uang diberikan bagi mereka yang sudah bekerja tapi berhenti atau di PHK. Gaji yang mereka dapatkan sebenarnya adalah bagian dari dana pekerja yang mereka bayar pada saat masih bekerja. Semacam dana asuransi pekerja.

Tapi bukan berarti kalau belum ada yang melakukan hal itu, maka tidak bisa dilakukan. Justru disitulah mengapa program ini disebut "terobosan". Kalau kita bisa menjadi pelopor dan yang pertama mempunyai program seperti ini, seharusnya kita bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun