Kalau ditelaah, analisa Mahfud MD ini mengandung kebenaran. Nampak jelas segala sesuatu memang sudah direncanakan secara sistematis, terutama yang menyangkut hoax dan tuduhan - tuduhan yang menyudutkan dan meragukan independensi dan kredibilitas KPU.
Kelompok ini tahu benar bahwa hal yang paling kritis adalah peran KPU. Jika KPU tidak dipercaya maka hasil pemilu pun akan tidak dipercaya.Â
Mengapa mereka melakukan hal ini? Karena mereka tahu persis jika segala sesuatu berjalan seperti seharusnya, mereka tidak akan bisa menang. Oleh sebab itu mereka melakukan apa saja untuk bisa merebut kekuasaan.
Dengan sudah menghilangkan kepercayaan masyarakat pada KPU, pada saat hasil PEMILU nanti terbukti bahwa mereka memang kalah, maka mereka masih punya senjata untuk menggugat KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
Cara lain dengan maksud yang sama adalah dengan membuat survey internal dan survey tandingan yang hasilnya berbeda dengan badan - badan survey yang sudah terbukti kredibel.Â
Dengan cara ini mereka juga berusaha mendiskreditkan hasil survey - survey yang selalu menempatkan mereka dalam posisi kalah. Sehingga jika nanti hasil pemilu berbeda dari hasil survey internal dan survey tandingan, maka mereka bisa menuduh telah terjadi kecurangan.
Sebenarnya selain KPU, mereka juga secara sistematis menyerang kredibilitas dan prestasi yang sebenarnya bisa dengan gamblang terlihat dari pemerintah sekarang.Â
Usaha perbaikan yang dilakukan pemerintah dikatakan sebagai pencitraan. Pemerintah yang terus bekerja dan melakukan hal - hal positif dituduh curi start dan curang. Prestasi besar seperti akuisisi Freeport dan penguasaan blok minyak tidak mereka akui bahkan dikatakan sia - sia dan tidak ada gunanya. Pembangunan infrastruktur yang gencar dituduh telah menambah hutang yang tidak berguna.
Pernyataan pesimistis, memaparkan kegagalan pemerintah sekarang dengan tanpa berpijak pada data, menuduh bahwa petahana telah bersandiwara, tidak menjalankan apa yang sudah dijanjikan, nyinyir atas segala sesuatu, adalah bagian dari strategi menggerogoti kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sekarang.
Tuduhan bahwa penegakan hukum selalu memihak penguasa, kriminalisasi tokoh agama, dan orang - orang mereka, walau jelas mereka melakukan tindak pidana sehingga patut diproses hukum, Â merupakan bagian dari strategi menyudutkan pemerintah ini. Â
Ajakan untuk melakukan pemilu bermartabat, jujur serta mengutamakan pertandingan program dan prestasi tidak mereka gubris, karena mereka memang tidak memiliki ke dua hal itu.