Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Benarkah Ada Gerakan Ingin Menggagalkan Pemilu?

23 Februari 2019   06:30 Diperbarui: 23 Februari 2019   07:16 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Agak mengejutkan analisa yang dibuat oleh Mahfud MD. Dengan tegas ia mengungkapkan bahwa ada yang mau menggagalkan Pemilu. 

Dari dugaannya, dia ungkapkan, berdasarkan gejala dan kejadian yang ada, ada 4 level dari usaha menggagalkan Pemilu tersebut.

Level pertama dan paling berbahaya adalah membuat kekacauan di tengah masyarakat. Gejala nya adalah seperti yang terjadi di Jawa Tengah, di mana ada orang misterius yang melakukan pembakaran kendaraan. Ini membuat masyarakat menjadi resah dan saling curiga. Keresahan dan saling curiga bisa memicu kerusuhan.

Masih dalam level ini keresahan dan teror ledakan yang dialami oleh penonton debat Capres di Monas adalah juga gejala yang sama.

Level kedua adalah upaya untuk mengurangi rasa percaya kepada KPU.

Mahfud menyinggung adanya pihak yang terus memproduksi dan menyebarkan berita hoaks untuk menurunkan kredibilitas KPU, seperti kabar yang menyebut Ahok akan menggantikan posisi Maruf Amin di Pilpres 2019.

Walaupun sudah diterangkan secara hukum  hal itu tidak mungkin, tapi hoax ini terus diulang dan menuduh KPU bisa diperalat untuk memungkinkan hal ini terjadi. Jadi secara langsung tuduhan ini membuat masyarakat tidak percaya dengan KPU.

Hoax tentang dicoblos nya 7 kontainer kartu pemilu yang memenangkan salah satu calon termasuk dalam kategori ini.

Kemudian level yang ketiga adalah tindakan-tindakan yang bertentangan dengan akal sehat.

Contoh dari level ini, menurut Mahfud MD adalah, "Selalu KPU itu disalah-salahkan, dikatakan KPU itu antek pemerintah, KPU itu didikte oleh pemerintah. Padahal pemerintah tidak pernah menyentuh KPU, yang membuat KPU itu dulu kan DPR, mereka pilih sendiri."

Dan level terakhir, adalah terus diproduksi nya hoax dan berita bohong. Walaupun sudah dijelaskan dan diklarifikasi setiap berita bohong yang muncul, namun hoax itu tetap diproduksi sehingga masyarakat pada akhirnya bisa dipaksa untuk percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun