Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Horor: Riwayat Tanah Terkutuk

18 November 2024   21:29 Diperbarui: 18 November 2024   21:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bram tersadar bahwa ini bukan takhayul semata. Ini adalah kenyataan yang harus dihadapinya. Dengan air mata berlinang, ia mengangguk pelan. "Aku akan pergi. Aku akan meninggalkan tempat ini."

Begitu ia mengatakan itu, bayangan-bayangan tersebut memudar, meninggalkan Bram sendirian di ruang tamu. Suara bisikan itu lenyap, dan udara kembali hangat.

Bram keluar dari rumah, bertemu dengan Amara yang sudah menunggunya di mobil.

"Kita akan pergi, sekarang," kata Bram dengan suara pelan namun tegas.

Amara memeluknya erat, merasakan kelegaan luar biasa. Mereka meninggalkan rumah itu, dan tidak pernah kembali lagi.

Beberapa bulan kemudian, lahan itu kembali kosong, ditumbuhi rumput liar yang tinggi. Tidak ada yang berani membelinya lagi. Penduduk Sukamaju kembali menghormati tanah itu, membiarkannya tetap kosong, sebagai tempat peristirahatan bagi roh-roh yang terjebak di sana.

Mereka yang lewat hanya bisa berbisik pelan, mengenang keluarga yang pernah tinggal di sana. "Riwayat tanah ini memang kelam," kata mereka. "Lebih baik dibiarkan saja. Biarkan mereka beristirahat dengan damai."

Sumbawa, 18 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun