Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Hikayat Cinta dalam Hujan

21 Oktober 2024   15:48 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:10 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiran adalah pria yang tampak ceria, wajahnya selalu dihiasi senyum. Mereka berdua mulai berbincang, Kiran menceritakan pengalamannya di kota ini, sedangkan Tara mendengarkan dengan penuh perhatian, meskipun pikirannya masih terus melayang kepada Aditya.

Mereka berbicara tentang hujan, tentang kafe, dan tentang kehidupan. Kiran memiliki cara untuk menghibur orang-orang di sekitarnya, dan sedikit demi sedikit, senyuman Tara mulai kembali. Namun, di dalam hati, ada rasa bersalah karena ia merasa seolah mengkhianati Aditya.

Pertemuan itu berlangsung singkat, tetapi cukup membuat Tara merasa lebih baik. Ketika Kiran meminta nomor ponselnya sebelum berpisah, Tara ragu sejenak, tetapi akhirnya memberikannya.

"Semoga kita bisa bertemu lagi di sini," kata Kiran dengan senyum lebar.

Tara hanya mengangguk. Saat Kiran meninggalkan kafe, hujan mulai reda. Meskipun hatinya masih terasa kosong, Tara merasa sedikit lebih ringan.

Hari-hari berikutnya, Tara kembali ke kafe itu, dan meskipun Kiran tidak selalu ada, dia menemukan dirinya menantikan kehadirannya. Kiran mengirimkan pesan, menanyakan kabarnya, dan mereka mulai berbicara lebih sering. Meski Tara merasa bersalah karena menggantikan Aditya dalam pikirannya, ia juga tidak bisa mengabaikan rasa nyaman yang ditawarkan Kiran.

Beberapa minggu kemudian, Kiran mengajak Tara untuk bertemu di taman. Hujan baru saja berhenti, meninggalkan aroma segar di udara. Di taman, Kiran membawa sebuah payung besar untuk melindungi mereka dari kemungkinan hujan kembali.

"Terima kasih sudah mau datang," kata Kiran saat mereka duduk di bangku taman.

"Senang bisa bertemu," jawab Tara, sedikit gugup.

"Bisa kita bicara tentang apa yang terjadi denganmu?" Kiran mengamati wajahnya.

Tara menatap jauh ke depan, mencoba mengumpulkan kata-kata. "Sebenarnya, aku baru saja putus dengan kekasihku. Kami berpisah karena jarak, dan aku tidak tahu apakah aku masih bisa mencintainya seperti dulu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun