Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Rahasia Di Balik Lensa

14 September 2024   15:52 Diperbarui: 15 September 2024   18:53 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu adalah Sabtu yang cerah ketika Indra pertama kali menemukan kamera tua itu. Ia sedang berjalan-jalan di pasar loak, mencari barang-barang antik untuk koleksi pribadinya. Sejak kecil, Indra selalu tertarik pada benda-benda lama, terutama kamera. Ia senang membayangkan berapa banyak kenangan yang telah tertangkap oleh lensa-lensa tua itu.

Di salah satu kios, matanya tertuju pada sebuah kamera analog tua yang diletakkan di sudut meja kayu usang. Kamera itu terlihat berbeda dari yang lain, dengan bodi hitam berkilau dan lensa yang masih tampak bersih. Di atasnya terukir sebuah tulisan kecil dalam bahasa Latin, "Veritas In Camera".

"Berapa harga kamera ini?" tanya Indra kepada penjual.

Pria tua di balik meja tersenyum tipis. "Kau punya selera bagus, Nak. Itu bukan kamera biasa. Harganya lima ratus ribu."

Tanpa berpikir panjang, Indra mengeluarkan dompetnya dan membayar. Penjual itu memberikannya kamera dengan hati-hati, seolah benda itu sangat berharga.

"Gunakan dengan bijak," kata pria tua itu sebelum Indra pergi. Kata-katanya terdengar aneh di telinga Indra, tapi ia mengabaikannya. Bagaimanapun juga, kamera ini hanya akan menambah koleksi antiknya.

Setibanya di rumah, Indra langsung membersihkan kamera itu dan mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang mereknya. Anehnya, tidak ada informasi apapun di internet tentang "Veritas In Camera" atau kamera serupa. Semakin Indra mencari, semakin ia merasa penasaran. Kamera ini seperti tidak pernah ada sebelumnya, seolah-olah ia adalah satu-satunya di dunia.

Tak lama kemudian, Indra memutuskan untuk mencoba kamera itu. Ia memasukkan roll film yang baru dibelinya dan keluar ke halaman rumah untuk mengambil beberapa gambar. Ia memotret pohon, bunga, dan jalan setapak di depan rumahnya. Setelah puas, ia membawa film itu ke toko cuci cetak foto di dekat rumahnya.

"Tunggu saja, Mas. Hasilnya mungkin bisa diambil besok sore," kata petugas toko.

Indra mengangguk dan pulang ke rumah. Malam itu, ia memikirkan kamera itu lagi. Ada sesuatu yang ganjil, tapi ia tidak tahu apa. Selama bertahun-tahun mengumpulkan kamera tua, ia belum pernah menemukan kamera yang memberinya perasaan seperti ini. Perasaan seolah kamera itu menyimpan rahasia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun