Sambil memegang kamera di tangannya, Indra melihat lebih dekat tulisan "Veritas In Camera" di bagian atas. Tiba-tiba, sesuatu di dalam dirinya mendesaknya untuk mencari tahu arti kalimat itu. Ia membuka laptopnya dan mulai mencari terjemahan dari bahasa Latin tersebut.
"Veritas In Camera" berarti "Kebenaran dalam Kamera".
Kebenaran? Apa maksudnya?
Penasaran, Indra memasukkan roll film baru ke dalam kamera dan memutuskan untuk mengambil lebih banyak foto di dalam rumah. Ia memotret ruang tamu, dapur, dan kamar tidurnya. Ia bahkan mengambil beberapa foto dirinya di depan cermin. Setelah itu, ia membawa film tersebut kembali ke toko cuci cetak untuk dikembangkan.
Seperti sebelumnya, petugas toko menatapnya dengan tatapan bingung ketika ia datang untuk mengambil foto-fotonya.
"Mas Indra, ini... lebih aneh dari yang kemarin," kata petugas itu.
Indra membuka amplopnya, dan apa yang dilihatnya membuatnya tak bisa berkata-kata. Di salah satu foto ruang tamu, ada seseorang duduk di sofa. Padahal, saat Indra memotret, ruang tamu itu kosong. Orang itu adalah seorang pria, mengenakan pakaian yang sudah lusuh, dengan wajah yang penuh luka. Dia duduk diam, menatap lurus ke arah kamera dengan tatapan kosong.
Di foto lain, dapur terlihat berantakan, seperti ada seseorang yang telah menghancurkan semua perabotan di dalamnya. Padahal, ketika Indra meninggalkan rumah, dapurnya dalam keadaan rapi. Tapi foto yang paling mengejutkan adalah foto kamar tidurnya. Di tempat tidur, ada seorang wanita yang sedang tidur. Wajahnya kabur, tapi Indra bisa merasakan kehadirannya melalui gambar itu. Dia tahu, wanita itu adalah orang yang sama dengan yang ada di foto sebelumnya -- wanita misterius yang terus mengikutinya.
Indra merasa kepalanya berputar. Foto-foto ini tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kamera itu bisa menangkap sesuatu yang tidak ada di sana?
Malam harinya, Indra mencoba tidur, tapi suara-suara aneh mulai terdengar di rumahnya. Suara langkah kaki yang berat di lantai kayu, suara napas yang samar di ujung ruangan, dan kadang-kadang, bisikan pelan yang tidak jelas dari mana asalnya. Ia memeriksa seluruh rumah, tapi tidak menemukan siapa pun. Namun, setiap kali ia kembali ke kamar, suara-suara itu kembali.
Akhirnya, dengan jantung yang berdebar kencang, Indra mengambil kamera itu lagi. Ia menyalakan semua lampu di rumah, bertekad untuk menemukan jawaban. Ia mengangkat kamera dan mulai memotret setiap sudut rumah, berharap menemukan sumber dari kegelisahannya.