Keesokan harinya, Indra kembali ke toko foto. Petugas toko tampak sedikit bingung saat menyerahkan amplop berisi foto-foto itu kepadanya.
"Mas Indra, fotonya agak aneh. Mas yakin ini yang Mas foto?" tanya petugas.
Indra mengerutkan dahi. "Maksudnya aneh bagaimana?"
Petugas itu mengangkat bahu. "Lebih baik Mas lihat sendiri."
Indra membuka amplop itu dan melihat foto-foto hasil jepretannya. Tapi, apa yang ia lihat membuatnya tertegun. Foto-foto yang seharusnya menampilkan pohon dan bunga di halamannya kini menunjukkan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Di foto pertama, terlihat seorang wanita berdiri di tengah-tengah jalan setapak di depan rumahnya. Wajahnya kabur, tapi postur tubuhnya jelas menunjukkan bahwa dia sedang menghadap ke arah kamera. Di foto kedua, wanita itu lebih dekat, kali ini terlihat seperti sedang berjalan ke arah rumah. Foto ketiga, ia berada di depan pintu rumah Indra, mengulurkan tangannya ke arah gagang pintu.
Indra merasa bulu kuduknya meremang. Ia yakin tak ada seorang pun di sekitar rumah saat ia mengambil foto-foto itu. Ia tidak mengenali wanita dalam foto-foto tersebut.
"Ada masalah, Mas?" tanya petugas toko dengan nada prihatin.
Indra menggeleng, berusaha untuk tetap tenang. "Nggak, nggak ada. Terima kasih, ya."
Sepanjang perjalanan pulang, pikiran Indra terus dipenuhi oleh foto-foto aneh itu. Siapa wanita itu? Bagaimana bisa ia muncul dalam foto-fotonya? Sesampainya di rumah, ia segera memeriksa halaman depan. Tidak ada jejak apapun yang menunjukkan bahwa seseorang pernah berada di sana. Jalan setapak itu kosong, seperti yang diingatnya.
Malam itu, Indra tidak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, bayangan wanita dalam foto-foto itu kembali menghantui pikirannya. Ia memutuskan untuk mengambil kamera itu lagi dan memeriksanya lebih dekat. Mungkin ada sesuatu yang ia lewatkan.