Ketika film itu habis, ia bergegas keluar rumah dan menuju toko foto, meskipun saat itu sudah larut malam. Ia mengetuk pintu toko berkali-kali hingga petugasnya keluar dengan wajah bingung.
"Mas, ini sudah malam. Ada apa?"
"Saya butuh bantuan. Tolong, cetak film ini sekarang," pinta Indra, suaranya penuh ketegangan.
Meskipun ragu, petugas itu akhirnya setuju untuk mencetak film tersebut. Sementara menunggu, Indra duduk di kursi depan toko, meremas-remas tangannya. Ia merasa bahwa apa pun yang tertangkap oleh kamera ini akan memberikan jawaban atas misteri yang menghantuinya.
Beberapa saat kemudian, petugas keluar dengan amplop foto di tangannya. Wajahnya tampak pucat.
"Mas Indra, apa yang sebenarnya terjadi di rumahmu?"
Indra segera meraih amplop itu dan membuka isinya. Satu per satu, ia memeriksa foto-foto itu. Foto pertama menunjukkan ruang tamu, tapi kali ini, ada lima orang berdiri di sana, dengan tubuh yang tampak transparan. Di foto kedua, dapurnya terlihat hancur, dengan bayangan-bayangan hitam melayang di sekitarnya. Tapi yang paling mengejutkan adalah foto terakhir: kamar tidur Indra. Di atas tempat tidurnya, ada dua sosok yang duduk diam, menatap lurus ke arah kamera. Mereka tidak memiliki wajah, hanya bayangan gelap dengan bentuk manusia.
Tiba-tiba, ponsel Indra berdering. Tangannya gemetar saat ia mengangkat panggilan itu.
Suara di ujung telepon terdengar pelan namun jelas. "Kau sudah melihat kebenarannya, Indra. Sekarang, giliranmu."
Sebelum Indra sempat merespons, telepon itu mati. Dengan tangan gemetar, ia meletakkan ponselnya dan menatap kamera di tangannya. Kamera yang tampaknya bisa menangkap kebenaran, tapi kebenaran seperti apa? Indra merasa bahwa jawabannya bukanlah sesuatu yang ingin ia ketahui.
Sumbawa, 14 September 2024