Namun, ketika ia melihat ke belakang, kafe itu tidak ada lagi. Hanya ada bangunan kosong, seolah kafe itu tidak pernah ada di sana. Satria berhenti, merasa kebingungan. Apakah semua itu hanya mimpi? Tapi buku yang ada di tangannya mengingatkannya bahwa apa yang ia alami adalah nyata.
Di tengah kesunyian malam, Satria menyadari bahwa kafe itu akan selalu ada di hatinya, menjadi tempat di mana ia bisa berhenti sejenak, merenung, dan menemukan kembali dirinya sendiri. Meskipun kafe itu tidak lagi ada di dunia nyata, kedamaiannya akan selalu ada bersamanya, kapan pun ia membutuhkannya.
Dan mungkin, di suatu tempat, di sudut lain dunia ini, ada seseorang yang sedang memasuki kafe serupa, mencari jawaban atas pertanyaan hidupnya. Kafe di mana waktu berhenti, dan kedamaian bisa ditemukan di setiap cangkir kopi.
Sumbawa, 4 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H