Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan Hujan untuk Kenangan yang Pergi

29 Desember 2024   21:48 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan menari di altar langit kelam,

menenun rindu dengan benang muram.

Rintiknya adalah gemawan air mata,

meluruhkan elegi jiwa yang tak bernyawa.

Pada pelataran malam yang sunyi,

angin mengabarkan kisah purbani.

Namamu terukir di nadi angkasa,

namun terhapus oleh dingin yang tak berasa.

Rinai hujan, orkestrasi pilu,

melodi yang memahat waktu menjadi bisu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun