Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Hanya Negeri Pinokio

14 Agustus 2024   22:34 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri ini tak hanya negeri Pinokio,  

tapi negeri seribu hidung,  

hidung yang tumbuh setinggi puncak gunung,  

mencuat menembus langit tak berujung.


Aku melihat, dari balik cakrawala,  

hidung-hidung menjalin jembatan,  

dari laut hingga ke bintang-bintang,  

seakan menggapai semesta dengan dusta yang kian panjang.


Rakyat jelata? Ah, mereka punya hidung setinggi tiang,  

pejabat? Hidungnya seperti menara yang tertancap ke awan.  

Kita semua tersesat dalam kabut hidung-hidung itu,  

tak tahu lagi mana wajah asli kita yang tersimpan di balik debu.


Pinokio bukan hanya dongeng yang diceritakan,  

tapi kita, makhluk dengan hidung sepanjang kehidupan,  

berdusta begitu dalam,  

hingga bumi ini pun terjungkal, kalah berat oleh kebohongan yang melayang.


Di negeri ini, kita tidak lagi bertanya tentang strata,  

karena hidung-hidung kita telah menjadi raja,  

memerintah di atas awan,  

di atas takhta kebohongan yang tak pernah usai ditanam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun