Negeri ini tak hanya negeri Pinokio, Â
tapi negeri seribu hidung, Â
hidung yang tumbuh setinggi puncak gunung, Â
mencuat menembus langit tak berujung.
Aku melihat, dari balik cakrawala, Â
hidung-hidung menjalin jembatan, Â
dari laut hingga ke bintang-bintang, Â
seakan menggapai semesta dengan dusta yang kian panjang.
Rakyat jelata? Ah, mereka punya hidung setinggi tiang, Â
pejabat? Hidungnya seperti menara yang tertancap ke awan. Â
Kita semua tersesat dalam kabut hidung-hidung itu, Â
tak tahu lagi mana wajah asli kita yang tersimpan di balik debu.
Pinokio bukan hanya dongeng yang diceritakan, Â
tapi kita, makhluk dengan hidung sepanjang kehidupan, Â
berdusta begitu dalam, Â
hingga bumi ini pun terjungkal, kalah berat oleh kebohongan yang melayang.
Di negeri ini, kita tidak lagi bertanya tentang strata, Â
karena hidung-hidung kita telah menjadi raja, Â
memerintah di atas awan, Â
di atas takhta kebohongan yang tak pernah usai ditanam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H