Karya: Abi WihanÂ
Awan mendung berkumpul, membentuk bisik-bisik.
Hujan deras turun, menghantam bumi tanpa henti,
Menyulap sungai tenang menjadi arus tak terkendali.
Air meluap, menerjang desa dan kota,
Rumah-rumah tenggelam, hanyut tanpa cela.
Jerit tangis menggema, melawan arus deras,
Bumi berguncang, amarahnya tak terbendung,
Tanah retak, gedung runtuh, hancur tak tertahan.
Gempa dahsyat mengoyak, merobek rasa aman,
Mengguncang hati, menggoyahkan setiap landasan.
Lautan tenang, mendadak bergelombang liar,
Tsunami datang, dengan kekuatan tak terukur.
Ombak raksasa menghantam, menghapus jejak kehidupan,
Menyeret harapan, mengubur mimpi dalam kesunyian.
Angin ribut berputar, badai menerjang,
Meruntuhkan harapan, menghancurkan impian.
Pohon-pohon tumbang, rumah-rumah tersapu,
Menggugah ngeri, mengundang duka yang mengerikan.
Namun di tengah bencana, cahaya kecil bersinar,
Kekuatan manusia, tak pernah benar-benar pudar.
Dalam ngeri, kita temukan keberanian tersembunyi,
Membangun kembali, melawan peristiwa ngeri.
Aceh Tamiang, 07 Juni 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H