Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya Ia Mendatangi Masjid

17 April 2024   20:09 Diperbarui: 17 April 2024   20:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya Ia Mendatangi Masjid

Oleh: Abi Wihan 

Di sudut-sudut kota terhampar luas,

Masjid berdiri tegak, merangkul langit biru.

Namun, ada satu jiwa yang tak pernah menginjaknya,

Seumur hidupnya, ia terasing dari doa dan dzikir.

Ia adalah seorang yang terlalu sibuk,

Dengan dunia yang berputar begitu cepat,

Bisnis, harta, dan kesenangan duniawi,

Semua mengisi hari-harinya tanpa henti.

Namun, takdir menghampiri tanpa permisi,

Ketika ajal menjemput, ia terbaring lemah,

Tubuhnya rapuh, menghadapi gerbang maut.

Suara parau penyesalan mengiringinya.

Akhirnya ia mendatangi masjid yang diabaikannya,

Namun, ia tak sendiri.

Keranda kayu membawanya, mengiringi langkahnya,

Menuju tempat suci yang selama ini terlupakan.

Di dalam masjid, doa-doa terdengar,

Para jamaah bermunajat, memohon ampunan.

Ia merasakan ketenangan yang tak pernah ia rasakan,

Namun, sayangnya raga tak lagi bernyawa.

Kini, ia berbaring di masjid yang pernah dihindarinya,

Tak ada lagi bisnis, harta, atau kesenangan.

Hanya keranda kayu dan doa-doa yang mengiringi,

Mengantar jiwanya ke alam yang abadi.

Aceh Tamiang, 17 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun