Ketika ajal menjemput, ia terbaring lemah,
Tubuhnya rapuh, menghadapi gerbang maut.
Suara parau penyesalan mengiringinya.
Akhirnya ia mendatangi masjid yang diabaikannya,
Namun, ia tak sendiri.
Keranda kayu membawanya, mengiringi langkahnya,
Menuju tempat suci yang selama ini terlupakan.
Di dalam masjid, doa-doa terdengar,
Para jamaah bermunajat, memohon ampunan.
Ia merasakan ketenangan yang tak pernah ia rasakan,
Namun, sayangnya raga tak lagi bernyawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!